Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ditantang Kurangi Kursi Menteri untuk Partai Politik

Kompas.com - 11/10/2014, 12:42 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) ditantang mengurangi kursi menteri untuk partai politik. Pasalnya, menteri dari partai politik dinilai memiliki banyak kelemahan dan berkinerja rendah.

"Harusnya 60-70 persen untuk profesional murni. Menteri untuk partai politik hanya 12-13 kursi saja," kata Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo, di Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2014).

Andar menuturkan, dia tak ingin Jokowi mengulang prestasi buruk pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang banyak melakukan reshuffle kabinet. Bongkar pasang kabinet itu paling banyak menimpa menteri dari partai politik yang kinerjanya buruk.

Salah satu kekurangan menteri asal partai politik, kata Andar, adalah digunakannya posisi menteri untuk mencari uang penutup operasional partai politiknya. Andar menganggap hal itu banyak terjadi dan menjadi rahasia bersama.

"Terdapat silent concensus bahwa pos kementerian itu bisa mendatangkan uang, ibarat lumbung padi. Usulan menteri profesional (non partai) harus didorong," ujar Andar.

Meski demikian, Andar berpesan agar Jokowi menjadikan kemampuan komunikasi politik sebagai syarat utama pada semua menterinya. Sebab kondisi parlemen yang dikuasai Koalisi Merah Putih menuntut semua menteri Jokowi mahir dalam berkomunikasi secara politik.

"Menterinya harus didominasi profesional murni yang memahami bahasa politik," ucap Andar.

Awalnya, Jokowi akan memberikan 16 kursi menteri untuk partai politik dari 34 kementerian yang dibentuknya. Perkembangan terakhir, Jokowi mengurangi postur kabinetnya menjadi 33 kementerian dengan 15 kursi menteri untuk partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com