Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ingin Kepala Daerah Tetap Dipilih Rakyat

Kompas.com - 09/09/2014, 13:53 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Johan menegaskan, hingga saat ini pemerintah tetap menginginkan kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat. Namun, dengan catatan, segala kekurangan pilkada langsung diperbaiki dan pilkada dilaksanakan secara serentak.

"Pemerintah posisinya sampai saat ini tetap menginginkan pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dipilih langsung, tapi dengan perbaikan. Segala kekurangan dan kelemahan pilkada langsung diatasi," kata Johan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (9/9/2014).

Beberapa kelemahan pilkada langsung yang disoroti pemerintah, kata dia, terutama terkait politik uang dan biaya kampanye mahal yang dibebankan kepada calon kepala daerah.

Pemerintah menilai politik uang dan biaya kampanye yang mahal ini berimbas pada banyaknya kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi setelah memenangkan pilkada. Kemendagri mencatat, sebanyak 332 dari 524 kepala daerah sudah terjerat kasus hukum.

"Ini lebih dari 60 persen. Kalau kita tidak perbaiki kemudian, akan terulang peristiwa yang sama," kata dia.

Perbaikan lain yang diinginkan pemerintah ialah terkait dana kampanye yang harus dibuat semurah mungkin. Pilkada serentak merupakan salah satu langkah untuk menghemat biaya.

"Meski awalnya pemerintah sempat ingin pilkada tidak langsung, dengan dua hal itu, kita tetap bertahan pada pilkada langsung," ucap dia.

Koalisi Merah Putih ingin agar pemilihan kepala daerah dikembalikan seperti Orde Baru, yakni dipilih oleh DPRD dalam pembahasan RUU Pilkada. Sikap parpol dalam koalisi tersebut berubah setelah berakhirnya proses Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com