Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY dan Sekjen OKI Bahas Perkembangan ISIS dan Boko Haram

Kompas.com - 29/08/2014, 10:22 WIB


BALI, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kunjungan Sekretaris Jenderal OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) Iyad Ameen Madani, di Hotel Laguna, Nusa Dua, Bali, Kamis (28/8/2014). Pertemuan tersebut digelar di sela-sela Pertemuan ke-6 United Nations Alliance of Civilitations (UNAOC).

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, dalam pertemuan itu dibahas masalah sektarian yang berkembang di berbagai negara, termasuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Boko Haram yang dianggap memalukan citra Islam.

Presiden SBY dan Sekjen OKI, kata Marty, menganggap kelompok-kelompok itu tidak mencerminkan pandangan dari umat Islam secara keseluruhan.

“Negara-negara anggota OKI termasuk Indonesia harus bahu membahu menjelaskan ajaran Islam yang sesungguhnya. Apa yang diajarkan oleh ISIS dan Boko Haram telah menyimpang dari itu semua," ujar Marty seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet.

Di mata Sekjen OKI, lanjut Marty, Indonesia dinilai sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang sukses menjalankan demokrasi dan toleransi. 

"Sekjen OKI menilai bahwa Indonesia bisa menjadi model bagi negara-negara OKI lainnya, karena Indonesia mampu menunjukkan penampilan Islam yang modern dan menjadi bagian dari solusi," kata Marty.

Virus Ebola

Selain membahas masalah sektarian, menurut Marty, Sekjen OKI juga berharap agar Indonesia selaku Ketua Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan OKI untuk mempelopori pertemuan tingkat Menteri Kesehatan negara-negara OKI membahas kasus virus ebola.

"Bapak Presiden langsung menyanggupi dan akan menindaklanjutinya melalui menteri terkait," kata Marty.

Permintaan agar Indonesa mempelopori pertemuan tingkat Menteri Kesehatan negara-negara OKI membahas kasus virus ebola itu, lanjut Marty, didasari banyaknya negara yang terkena dampak penyebaran virus tersebut. Presiden SBY menyatakan akan segera menghubungi kementerian terkait untuk membahas masalah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com