JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsionaris Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan sudah saatnya Partai Golkar menjadi oposisi dan berdiri di kaki sendiri. Baginya, tak perlu Golkar ikut-ikutan ambil bagian dalam menyusun kabinet Jokowi-Jusuf Kalla jika ditetapkan sebagai pemenang pilpres nanti.
Hal ini diungkapkannya saat disinggung pendapatnya tentang perbedaan pendapat dalam tubuh Golkar terkait waktu Musyawarah Nasional (Munas). "Kalau bicara Munas imbauan saya, saya setuju 2014 setelah tanggal 20 Oktober, bukan 2015. Kenapa? Ya biar kita tidak ikut-ikut nyusun kabinet. Serahkan sama Jokowi-lah. Tidak usah kita ikut-ikutan nyusun kabinet, apalagi Jokowi kan bilang tanpa syarat, malulah Golkar ngemis-ngemis," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Ketua Komisi II DPR RI ini mengatakan secara pribadi, saatnya Golkar menjadi oposisi pemerintahan. Ia mengaku prihatin dengan kader Golkar yang ia nilai memperjualbelikan partai.
"Sudah saatnya Golkar berdiri di atas kaki sendiri, dengan keprihatinan harus siap berada di luar pemerintahan," katanya.
Agun menceritakan pengalamannya berkali-kali mengikuti Munas Golkar dan hasilnya menurut dia, Golkar tidak semakin besar. Ia bahkan menyebut dirinya sebagai 'bemper' partai. Namun, karena kecintaannya pada Golkar, ia memilih bertahan dan tidak keluar dari partai.
"Harus oposisi, kenapa? Saya sudah capek Pak jadi bemper terus. Saya dulu anggota DPR zaman Pak Akbar Tandjung. Waktu Munas saya dukung Pak Akbar. Lalu Pak Akbar dikeroyok, Pak Akbar kalah, yang jadi Ketum Pak JK," katanya.
Lalu, lanjut dia, saat Jusuf Kalla menyusun kepengurusan, semua 'orang' Akbar Tanjung disingkirkan. Termasuk Ferry Mursyidan Baldan yang kini mendukung Jokowi-JK.
"Tapi saya konsisten, saya patuh dengan keputusan partai, saya tidak keluar, saya tidak balik kanan, saya siap jadi bemper pemerintahan Jokowi-JK," tuturnya.
Pada Munas selanjutnya, tutur Agun, saat Aburizal Bakrie terpilih menjadi ketua umum, Golkar tetap kalah. "Jadi Golkar gak gede-gede. Semakin hari semakin kecil. Karena itu, saya imbau pada teman-teman Golkar jangan lagi jual partai ini kepada orang lain," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.