JAKARTA, KOMPAS.com — Poros muda Partai Golkar meminta fungsionaris dan pimpinan Partai Golkar mengakui kesalahan dalam Pemilu Presiden 2014. Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar dianggap bersalah lantaran tak menggubris keinginan publik untuk memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebaliknya, Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie memutuskan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Inisiator poros muda Golkar, Indra J Piliang, mengatakan, dalam bersikap di pilpres, pihaknya terbukti lebih benar dibanding keputusan yang diambil oleh DPP Golkar. Hal itu disampaikan Indra berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga yang menyatakan bahwa Jokowi-JK unggul dalam Pilpres 2014.
"Sikap poros muda Golkar adalah benar. Kemenangan Jokowi-JK adalah bagian dari kemenangan kader muda Golkar. Kami inginkan DPP Golkar mengakui kesalahannya," kata Indra saat jumpa pers di SCBD, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Ketua Balitbang DPP Partai Golkar itu melanjutkan, pihaknya sejak awal telah memaafkan kekeliruan para pengurus dan pimpinan partainya. Permintaan maaf diperlukan sebagai wujud menghargai poros muda Golkar yang berinisiatif mengambil sikap politik berseberangan dengan mendukung Jokowi-JK.
Namun, kata Indra, permintaan maaf itu harus diikuti dengan mengembalikan hak politik tiga kader Golkar yang dipecat lantaran mendukung Jokowi-JK. Ketiga kader itu adalah Agus Gumiwang, Nusron Wahid, Poempida Hidayatullah. (Baca: Aburizal Pecat 3 Kader Golkar yang Tak Dukung Prabowo-Hatta).
"Saya kira kami menawarkan rekonsiliasi penuh. Kalau tidak, kami masih punya amunisi untuk bergelut," tandasnya.
Kubu Prabowo-Hatta masih meyakini bahwa pihaknya memenangi Pilpres 2014 berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei. (Baca: "Quick Count", Ini Hasil Lengkap 11 Lembaga Survei). Adapun KPU baru akan mengumumkan hasil hitung cepat resmi pada 22 Juli.
JK sempat bereaksi atas pemecatan tiga kader Golkar. Ia menyebut akan melakukan hal yang sama jika dirinya juga dipecat dari keanggotaan Golkar. (Baca: JK: Silakan Pecat, Bulan Depan Kita Pecat Lagi).