Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Selalu Hadir di Kampanye Capres

Kompas.com - 06/07/2014, 12:01 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jadwal kampanye bagi calon presiden dan wakil presiden Indonesia pada Pemilihan Presiden 2014, dimulai pada 7 Juni dan diakhiri pada 5 Juli 2014. Sejak saat itu, setiap kota seakan menunggu giliran untuk didatangi pasangan capres maupun tim suksesnya yang akan berkampanye.

Seperti halnya di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Tercatat, masing-masing kedua pasangan capres telah melakukan kampanye terbuka sebanyak dua kali. Itu belum termasuk deklarasi dukungan. Kampanye mereka selalu dibanjiri para pendukung serta relawan yang memenuhi seisi area kampanye yang biasa dilakukan di lapangan besar.

Namun, tidak hanya pendukung dan relawan. Kampanye juga selalu dipenuhi oleh orang-orang yang berkepentingan. Mereka tidak hanya menghadiri kampanye pasangan capres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, tetapi juga ikut dalam tiap kegiatan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Yang pasti, mereka datang bukan untuk memberi dukungan. Adalah para pedagang makanan dan minuman yang selalu siap pasang tenda di tiap lokasi kampanye.

Beberapa jam sebelum pendukung capres berdatangan, pedagang-pedagang ini telah bersiap menjajakan dagangannya di sisi-sisi lapangan. Seperti yang dilakukan oleh Dandi, pedagang gorengan yang berjualan dalam kampanye terbuka Jokowi-JK di Lapangan GOR Bekasi pada Jumat, 27 Juni lalu. Dia mengaku omzetnya meningkat dua kali lipat.

"Untuk modal saja tiap hari saya bisa Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Itu nanti hasil kotornya bisa Rp 500.000. Mumpung lagi sering kampanye, saya jual agak banyak. Jual dua atau tiga jam di tempat kampanye saja bisa dapat seperti untung normal sehari. Kampanye selesai, saya keliling lagi, laku lagi. Otomatis meningkat bisa sampai dua kali lipat," ujar Dandi di Lapangan GOR Bekasi, Jumat (27/6/2014) lalu.

Tidak hanya berjualan di kampanye Jokowi-JK. Dendi mengaku juga sempat berjualan pada kampanye Prabowo-Hatta sewaktu di Lapangan Multiguna sehari sebelumnya. "Kampanye itu berkah karena pasti ramai. Di manapun dikejar," ujarnya.

Selain pedagang, polisi juga menjadi pihak yang selalu hadir di tiap kampanye. Memakai seragam lengkap dan berdiri tegap. Tak jarang, kehadiran para polisi ini menarik perhatian para pendukung capres.

Ada kejadian unik, seperti yang terjadi saat kampanye terbuka Prabowo-Hatta di Lapangan Multiguna. Salah satu wanita pendukung Prabowo-Hatta yang memakai atribut kampanye mendatangi sekumpulan polisi yang sedang bersiap-siap melakukan pengamanan. Wanita tersebut meminta para polisi untuk berfoto bersama.

Menurut salah seorang polisi pengawas keamanan kampanye itu, Randi, kondisi ini dilematis. Randi dan teman-temannya terpaksa harus menolak keinginan wanita itu. "Maaf ibu, tapi kami tidak boleh berfoto dengan pendukung capres yang mengenakan atribut. Karena kami netral," kata Randi. Mendapat penolakan, wanita itu kecewa dan akhirnya meninggalkan polisi.

Randi mengatakan, sebenarnya semua polisi memiliki pilihan capres masing-masing. Hanya saja, mereka harus netral dan siap untuk mengawal keamanan kampanye capres manapun. Setelah kampanye berakhir, para pendukung dan relawan satu per satu mulai meninggalkan area kampanye.

Tokoh-tokoh nasional dan para tim sukses biasanya sudah lebih dulu meninggalkan lokasi. Para pedagang makanan dan minuman mulai merapikan dagangannya dan meninggalkan lokasi juga. Akhirnya, yang tersisa tinggal sampah. Saat itulah, pemulung berdatangan mengambil sampah botol-botol plastik yang tercecer di hampir semua lokasi kampanye.

Mereka turut memanen rezeki dari sisa-sa sampah yang ditinggalkan pendukung dan pedagang di lokasi kampanye. Satu lagi yang selalu hadir di hampir semua kampanye capres. Mereka adalah para wartawan yang bekerja mencari berita. Sama seperti polisi, watawan juga harus netral. Walau memiliki pilihan capres masing-masing, tetapi mereka tetap hadir pada kampanye kedua capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com