Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak Percaya Volunterisme, Pius Buka Wajah Asli Terbiasa Transaksional"

Kompas.com - 02/07/2014, 17:18 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengkritik sikap salah satu anggota tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Pius Lustrilanang, yang tidak memercayai volunterisme di kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ari menilai hal itu menandakan bahwa Pius sudah terbiasa dengan cara-cara politik mobilisasi dan transaksional.

“Kalau Pius tak percaya adanya volunterisme itu, sikap Pius tersebut telah membuka 'wajah asli' bahwa mereka sudah terbiasa dengan politik mobilisasi dan transaksional sehingga gagal untuk melihat kemunculan volunterisme,” kata Ari melalui pesan elektronik, Rabu (2/7/2014).

Ari menilai gerakan volunterisme yang dilakukan oleh masyarakat tidak harus selalu diukur oleh uang. Gerakan yang dilakukan dengan tulus, kata dia, justru biasanya akan berdampak secara lebih maksimal.

"Mereka digerakkan oleh keinginan atas perubahan. Mereka digerakkan oleh sebuah harapan, dan juga digerakkan oleh keinginan untuk menolak demokrasi yang ada dikuasai oleh kaum oligarki politik bisnis. Itulah yang menjelaskan kemunculan relawan yang mau terlibat tanpa mobilisasi," ujarnya.

Ari menilai ada beberapa hal yang jelas terlihat dari volunterisme dan massa yang dimobilisasi.

"Kubu Jokowi-JK sangat padat relawan tanpa bendera partai, berasal dari segala segmen sosial. Sedangkan kubu Prabowo-Hatta justru lebih kental bendera partai," kata Ari.

"Kontras lain adalah volunterisme ditandai dengan keanekaragaman, bersifat terdesentralisasi, tersebar karena muncul dari inisiatif warga. Politik mobilisasi-transaksional ditandai dengan keseragaman karena didorong oleh instruksi atau komando dan terpusat," paparnya.

Sebelumnya, Pius tidak percaya adanya relawan di kubu Jokowi-JK. Politisi Partai Gerindra itu juga tidak percaya rakyat benar-benar menyumbang untuk biaya kampanye Jokowi-JK.

"Masyarakat sudah tidak mau keluar uang, yang ada adalah transaksi. Wani piro. Jika Anda ingin menggerakkan mesin, Anda harus punya oli, Anda harus punya bensin. Saya tidak percaya adanya volunterisme," kata Pius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

Nasional
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Ketua DPP PDI-P Kaget Revisi UU Kementerian Negara Dibahas, Khawatir untuk Bagi-bagi Kekuasan

Ketua DPP PDI-P Kaget Revisi UU Kementerian Negara Dibahas, Khawatir untuk Bagi-bagi Kekuasan

Nasional
Anggota DPR-nya Minta KPU Legalkan Politik Uang, PDI-P: Itu Ungkapan Kejengkelan

Anggota DPR-nya Minta KPU Legalkan Politik Uang, PDI-P: Itu Ungkapan Kejengkelan

Nasional
Meski Urus 'Stunting', BKKBN Belum Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis Prabowo

Meski Urus "Stunting", BKKBN Belum Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis Prabowo

Nasional
Rakernas PDI-P Bakal Bahas Tiga Topik, Termasuk Posisi Politik terhadap Pemerintahan Prabowo

Rakernas PDI-P Bakal Bahas Tiga Topik, Termasuk Posisi Politik terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Sejumlah Kader PDI-P yang Potensial Diusung dalam Pilkada Jakarta: Ahok, Djarot hingga Andika Perkasa

Sejumlah Kader PDI-P yang Potensial Diusung dalam Pilkada Jakarta: Ahok, Djarot hingga Andika Perkasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com