Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Debat, Pendukung Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK Heboh

Kompas.com - 29/06/2014, 20:06 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pendukung pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa adu heboh sebelum dimulainya debat calon wakil presiden di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (29/6/2014) malam. Mereka saling menyanyikan yel-yel untuk menunjukkan eksistensi.

Pendukung Prabowo-Hatta tiba lebih dulu di lokasi dan langsung mengambil spot di sebelah kiri gedung. Mereka menggunakan baju serba putih dengan gambar Prabowo-Hatta. Mereka juga membawa bendera dan spanduk yang berisi dukungan.

Sementara pendukung Jokowi-JK tiba belakangan dan langsung mengambil spot di tempat yang berlawanan, yakni di sebelah kanan gedung. Mereka memakai baju kotak-kotak bercorak hitam.

Meskipun mengambil tempat yang bejauhan, yel-yel mereka terdengar satu sama lain. Dari tempat pendukung Jokowi-JK berdiri, terdengar kegaduhan pendukung Prabowo-Hatta, begitu juga sebaliknya.

Saat pendukung Prabowo-Hatta memperkeras suara mereka, hal yang sama juga dilakukan pendukung Jokowi-JK. Kedua kelompok ini seakan tidak kehabisan yel untuk mendukung jagoannya masing-masing.

Yel andalan pendukung Prabowo-Hatta adalah lagu "Garuda di Dadaku" yang sudah dimodifikasi. "Garuda di Dadaku, Prabowo Presidenku," teriak mereka.

Sementara yel andalan pendukung Jokowi-JK adalah "Salam Dua Jari", yang menjadi nomor urut mereka. "Salam dua jari, jangan lupa pilih Jokowi," balas pendukung Jokowi-JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com