"Tidak bisa hanya cas cis cus. Bisa mengelola debat saja tidak cukup karena dia (moderator) harus memahami betul apa yang harus dibahas dalam debat itu dengan tema dan pertanyaan yang akan diajukan," kata Komisioner KPU Arief Budiman di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2014).
Ia mengatakan, moderator debat tidak hanya berperan membacakan pertanyaan kepada kandidat Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Arief menuturkan, moderator juga menyampaikan pertanyaan yang menjadi pendalaman atas visi dan misi yang disampaikan kandidat pada sesi debat sebelumnya.
"Jadi, tugasnya bukan hanya tukang pos, bukan bertanya saja," kata dia.
Menurut Arief, karena peran moderator itulah, moderator harus menjadi bagian dalam tim ahli yang menyusun materi debat. Dua kali pelaksanaan debat capres, moderator selalu menjadi sorotan publik, setidaknya di media massa.
Moderator debat capres pertama, Zainal Arifin Mochtar, dinilai terlalu mengatur penonton. Sementara itu, moderator debat kedua, Ahmad Erani Yustika, justru dinilai kurang bertenaga dan tidak menghidupkan suasana. Hal itu diungkapkan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Melalui akun @komar_hidayat, dia menuliskan, "Moderator debat capres apa ya hrs kering begitu?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.