JAKARTA, KOMPAS.com — Isu hak asasi manusia (HAM) yang beberapa waktu lalu santer menyerang calon presiden Prabowo Subianto dinilai kurang tepat. Pasalnya, saat itu Prabowo hanya seorang anggota TNI yang menjalankan perintah atasannya.
Hal itu dikatakan Ketua Majelis Zikir SBY Nurusalam, Haris Tohir, saat menghadiri kegiatan Rapat Pimpinan Nasional III Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di kediaman pemilik Universitas Islam Assyafi'yah, Tuti Alawiyah, di kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (16/6/2014).
"Isu HAM itu bohong semua. HAM tangkap saja Wiranto, dia sebagai komandan. Bagaimanapun anggota TNI kalau berbuat salah, maka pimpinannya yang salah," kata Haris. "Kenapa dia (Wiranto) mesti pergi ke Malang (waktu terjadi kerusuhan)? Ada apa?" sambung Haris.
Haris mengatakan, pihaknya akan mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang akan bersaing dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menghadapi Pilpres 2014. Ia menegaskan, isu HAM yang beberapa waktu terakhir diembuskan tak pengaruhi dukungannya kepada Prabowo.
Dukungan itu, lanjut Haris, sudah dideklarasikan bersama Majelis Nurul Musthofa di Jakarta, Sabtu (14/6/2014) lalu. Haris optimistis, pihaknya dapat membantu pemenangan Prabowo-Hatta. Pasalnya, pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009 lalu, ia mengaku menjadi salah satu faktor kunci kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Paling besar yang membantu (SBY) di 2004 dan 2009 itu Majelis Zikir. Jumlah anggota kalau dari Sabang sampai Merauke ada delapan jutaan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.