Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM UI Tantang Capres Tanda Tangani 8 Poin Kontrak Politik

Kompas.com - 16/06/2014, 14:52 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, M. Ivan Riansa menantang capres-cawapres untuk menandatangani Kontrak Politik yang terdiri dari 8 poin utama. Menurut Ivan, Kontrak Politik ini jauh lebih penting dibandingkan dengan visi misi capres.

"Ini adalah bentuk komitmen BEM UI dalam mengawal pilpres. Caranya, dengan menantang capres dan cawapres untuk berdialog secara akademis dengan mahasiswa dan menandatangani kontrak politik yang kami ajukan," jelas Ivan, di Fakultas Hukum UI, Depok, Senin (16/6/2014).

Ivan menuturkan, satu hal yang penting dalam kontrol masyarakat terhadap presiden dan wakil presiden adalah melalui Kontrak Politik. Menurut Ivan, selain visi-misi yang ditawarkan oleh capres-cawapres, Kontrak Politik ini jauh lebih penting untuk segera direalisasi. "Bukan hanya sekadar kata-kata di visi misi capres, tapi menurut kami, mereka yang bisa memberikan gambaran untuk merealisasi Kontrak Politik ini, dia yang nantinya kami kawal," ujar Ivan.

Tuntutan Kontrak Politik dibagi menjadi 6 bidang yakni, pendidikan, kesehatan, korupsi, energi, HAM dan riset. Bidang-bidang tersebut, melahirkan 8 poin utama yakni: 1. Membenahi infrastruktur pendidikan di daerah terpencil dan terluar dengan meningkatkan Dana Alokasi Khusus dalam anggaran pendidikan. 2. Melakukan harmonisasi aturan dan percepatan implementasi tata kelola pemerintah terbuka di seluruh lembaga pemerintah. 3. Merealisasikan pembangunan proyek PLTU 10.000 MW dan SPBG secara masif, untuk mengurangi konsumsi minyak bumi. 4. Memberikan privilage kepada BUMN/NOC untuk mengambil alih blok-blok migas yang akan atau telah habis masa kontraknya.

Selanjutnya, 5. Mengaksesi Framework Conventiont to Tobacco Control maksimal Desember 2014. 6. Menaikkan anggaran kesehatan sebesar 5 persen dari APBN sesuai dengan amanat UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 171 mulai tahun 2015 untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. 7. Menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu secara berkeadilan. 8. Menaikkan anggaran riset nasional menjadi minimal 2 persen dalam kurun waktu masa jabatan Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com