Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sidoarjo, Jokowi Dapat Hadiah Segenggam Lumpur Lapindo

Kompas.com - 29/05/2014, 17:11 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

SIDOARJO, KOMPAS.com — Segenggam lumpur dari jutaan kubik yang meluap di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, sampai ke tangan Joko Widodo. Saat mengunjungi lokasi luapan lumpur Lapindo, Kamis (29/5/2014), warga memberikan segenggam lumpur untuk Jokowi.

Jokowi yang mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak itu menerima lumpur tanpa ragu di depan ribuan warga yang telah menunggu Jokowi sejak pagi. Tangan kanan Jokowi pun kotor akibat lumpur tersebut.

Warga korban luapan lumpur mengibaratkan lumpur di tangan Jokowi tersebut sebagai janji dan komitmen pria yang menjadi calon presiden tersebut akan keberpihakannya kepada korban lumpur PT Lapindo Brantas.

"Kami adakan kontrak politik dengan Jokowi. Pertama, mewujudkan kartu Indonesia pintar, kedua kartu Indonesia sehat, ketiga bukan menggusur tapi menggeser dan menata, keempat beri dana talangan untuk korban lumpur Lapindo, kelima beri lapangan pekerjaan," ujar pembawa acara dengan menggebu-gebu.

Serempak, ribuan warga yang berjejer di tepi tanggul luapan lumpur tersebut bertepuk tangan sambil bersorak-sorai. Mereka juga meneriak-neriakkan "Jokowi presiden".

"Saya sudah melihat sendiri lumpur Lapindo ini. Dalam posisi ini, negara harusnya hadir sebagai representasi kedaulatan rakyat," ujar Jokowi saat memberikan kata sambutan.

Saat memberikan sambutan, tangan kanan Jokowi sudah tampak bersih dari noda lumpur. Tak pasti kapan dia membersihkan tangannya tersebut. "Kalau negara saja absen, artinya negara sudah melupakan rakyat. Sudah jelas kan?" sambungnya.

Pada akhir kunjungannya yang tidak lebih dari 45 menit tersebut, Jokowi menyempatkan diri menandatangani kontrak politik yang dibuat warga setempat. Tanpa berbicara banyak kepada wartawan soal detail kontrak politik itu, Jokowi bertolak dari lokasi luapan lumpur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com