Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: KPK Harus Jelaskan Fasilitas Spesial di Sidang Boediono

Kompas.com - 09/05/2014, 11:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Indonesia Corruption Watch Ade Irawan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi menjelaskan kepada publik mengenai fasilitas khusus yang didapat oleh Wakil Presiden RI Boediono dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (9/5/2014) pagi. Dalam sidang itu, Boediono dihadirkan sebagai saksi dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 2008.

Dalam sidang hari ini, Boediono menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Sidang itu menghadirkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Mulya, selaku terdakwa.

"Ini perlu dijelaskan juga oleh pihak KPK atau Wapres ke publik supaya tidak dianggap sebagai bentuk diskriminasi," kata Ade melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (9/5/2014) pagi.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Wakil Presiden Boediono bersaksi dalam sidang mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (9/5/2014). Budi didakwa karena diduga terlibat kasus korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) pada Bank Century dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Ade mengatakan, ICW menilai wajar segala fasilitas khusus yang didapatkan oleh Boediono. Pasalnya, dengan posisi wakil presiden, Boediono memang seharusnya mendapatkan fasilitas khusus dari negara. Namun, masyarakat awam belum tentu mengerti dan dapat menerima hal itu.

"Kan memang ada standar fasilitas dan pengamanan untuk presiden dan wakil presiden. Itu sudah melekat dengan jabatannya Boediono. Tapi tetap perlu dijelaskan," ujarnya.

Sejak Rabu (7/5/2014), gedung Pengadilan Tipikor disibukkan dengan rencana kehadiran Boediono. Ruangan khusus untuk Boediono menunggu pesidangan disiapkan dengan kursi-kursi baru yang jauh lebih empuk dari sebelumnya.

Pak Boed, panggilan akrab Boediono, juga mendapat kursi spesial di tengah ruang sidang. Ia tak akan menggunakan kursi yang biasa dipakai saksi selama ini. Ia akan duduk nyaman di kursi warna hitam dengan roda di bawahnya sehingga leluasa untuk bergerak.

Boediono juga tidak akan kepanasan atau sampai bercucuran keringat ketika dicecar pertanyaan oleh jaksa maupun hakim nanti. Ada tambahan tiga pendingin ruangan portabel yang disewa oleh KPK untuk ditempatkan di ruang sidang. Ruangan ini seketika berubah menjadi dingin dan harum. Biasanya, pendingin ruangan tidak berfungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com