Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah-wajah Beken Partai Demokrat Tergusur dari Senayan?

Kompas.com - 17/04/2014, 08:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anjloknya perkiraan suara Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2014 diduga memberikan imbas cukup besar bagi partai pemenang Pemilu 2009 tersebut. Sejumlah politisi beken dari partai itu pun diperkirakan tak akan lagi mendapat kursi di Senayan. Siapa sajakah yang tak akan kembali menjadi anggota Dewan terhormat dari partai ini?

Hitung cepat yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperkirakan, Partai Demokrat hanya akan mendapat 10 persen suara dan akan kehilangan 81 sampai 90 kursi dibandingkan hasil Pemilu 2009. Pada pemilu lima tahun lalu, Partai Demokrat mendapatkan 148 kursi DPR. 

Kejutan pertama untuk Partai Demokrat, berdasarkan perkiraan SMRC seperti dilansir di website-nya, bakal datang dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta III. Tak satu pun kursi diperkirakan didapat Demokrat dari daerah pemilihan ini.

Padahal, di daerah pemilihan DKI Jakarat III ada ada nama-nama calon anggota legislatif Partai Demokrat seperti Ketua DPR Marzuki Alie serta anggota DPR, Vera Febyanthy dan Panangian Simanungkalit. Dua nama calon anggota legislatif lain dari partai ini juga tidak mendapatkan suara memadai, yaitu pengacara kontroversial Farhat Abbas dan mantan anggota KPU, Andi Nurpati.

Selain di DKI Jakarta III, SMRC memperkirakan pula Partai Demokrat tak mendapat kursi di beberapa daerah pemilihan lain. Diperkirakan, daerah pemilihan tanpa kursi untuk Demokrat adalah Jawa Barat IV, Jawa Tengah II, Jawa Tengah IV, Jawa Tengah IX, Jawa Tengah V, Jawa Tengah VI, Jawa Tengah VII, Jawa Timur II, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan I, Kalimantan Selatan II, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Maluku Utara.

Maka, nama-nama seperti mantan artis yang juga istri dari Ketua Harian DPP Partai Demokrat, Inggrid Maria Palupi Kansil, yang maju dari Dapil Jawa Barat IV, diprediksi tak akan lagi muncul di Senayan sebagai anggota Dewan.

Nama lain yang tak mendapat kursi dari daerah-daerah pemilihan tersebut adalah Pasha Ismaya Sukardi, Rinto Subekti, Idris Sugeng, dan Boki Ratu Nita Budhi Susanti. Pun panitia Komite Konvensi Capres Partai Demokrat, Suaidi Marasabessy, masuk daftar mereka yang tak bakal dapat kursi DPR berdasarkan perkiraan SMRC ini.

Rebutan antar-caleg

Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan SMRC, kursi untuk Partai Demokrat berkurang di hampir semua daerah pemilihan. Jika pada 2009 Partai Demokrat bisa mendapatkan dua hingga tiga kursi per daerah pemilihan, maka pada pemilu sekarang partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini harus puas mendapatkan 1 kursi di daerah pemilihan yang bisa mendapatkan kursi.

Pertarungan antar-calon anggota legislatif dari Partai Demokrat pun diperkirakan menguat. Di Dapil Sumatera Utara I, misalnya, Ruhut Sitompul harus berebut satu kursi dengan Sutan Bhatoegana dan Ramadhan Pohan yang sama-sama beken. Di daerah pemilihan ini pun masih ada nama Abdul Wahab Dalimunthe, Sri Novida, dan Jafar Nainggolan. 

Di Dapil DKI Jakarta I, Hayono Isman juga belum dapat memastikan kursi Senayan untuknya. Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat ini harus berebut kursi dengan Tri Yulianto di daerah pemilihan yang menurut SMRC juga hanya memberikan satu kursi untuk Partai Demokrat. Di daerah pemilihan yang dulu memberikan dua kursi untuk Demokrat ini, ada pula nama Wakil Ketua MPR Melanie Leimena Suharli, Kastorius Sinaga, dan artis Jenny Rachman.

Perebutan satu kursi juga akan terjadi di Dapil Jawa Barat V yang mencatatkan nama Max Sopacua dan Anton Sukartono Suratto sebagai calon anggota legislatif. Demikian pula Jawa Timur V, yang menjadi daerah pemilihan Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf dan Ketua Komisi III DPR Pieter C Zulkifli. Setali tiga uang, perebutan satu kursi diperkirakan terjadi di Dapil Jawa Timur VI, dengan nama-nama beken seperti artis Venna Melinda dan Wakil Ketua Komisi IX Nova Riyanti Yusuf bertarung di sana.

Hasil hitung cepat yang dilakukan SMRC ini menggunakan sampel 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 545.647 TPS di seluruh Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan memakai metode stratified random sampling yang terdistribusi secara proporsional di setiap daerah pemilihan. Rentang ambang kesalahan survei adalah plus minus 1 persen dengan tingkat keyakinan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com