Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Calon Hakim Konstitusi Menuai Tawa Tim Pakar

Kompas.com - 04/03/2014, 00:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para anggota tim pakar seleksi calon hakim Mahkamah Konstitusi tak dapat menahan tawa saat menjalankan uji kelayakan dan uji kepatutan dalam salah satu sesi seleksi calon, Senin (3/3/2014) malam. Pemicu tawa tersebut adalah jawaban dari calon yang sedang diuji saat itu, Edie Toet Hendratno.

Beberapa pertanyaan yang mengundang tawa tim pakar itu tidak semuanya gampang dipahami orang awam. Namun, ketika jawaban dari pertanyaan itu datang dari calon hakim konstitusi, dan dinilai tidak tepat, tawa pun tak terbendung.

Misalnya, saat Edie ditanya apakah Pancasila merupakan dasar negara atau nama dasar negara. Edie menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara. Atas jawaban itu, Lauddin Marsuni, anggota tim pakar yang mengajukan pertanyaan itu, sontak membantah.

Kritik pun langsung dilontarkan Lauddin, sementara anggota tim pakar lain tak bisa menahan tawa sembari menutup muka kala mendengar jawaban Edie. "Pancasila itu bukan dasar negara, tapi nama dasar negara. Kalau Pancasila dasar negara, tandanya Pancasila-nya ada enam. Tolong dikoreksi. Ini penting," kata Lauddin.

Pertanyaan selanjutnya, Lauddin meminta Edie memperjelas maksud dari makalah yang dia buat. Makalah itu dibuat para calon hakim konstitusi, pekan lalu. "Ini yang Anda maksud UUD 1945 yang sudah diamandemen atau belum?" tanya Lauddin. Edie menjawab, "Maksudnya Undang-Undang Dasar 1945."

"Iya, tapi saya mau tahu, maksud Bapak, apakah UUD ini setelah atau sebelum diamandemen? Kalau sudah diamandemen, namanya UUD RI 1945," ujar Lauddin. Setelah itu, Edie meralat jawabannya. "Oh iya, maksudnya UUD Republik Indonesia 1945," kilah Eddie.

Lauddin langsung mengganti topik pertanyaannya. Kali ini ia ingin menyelami kegiatan Edie, yang telah menjadi dosen sejak 1979. Saat ini Edie tercatat sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dan Rektor Universitas Pancasila.

"Tugas utama seorang dosen apa?" tanya Lauddin. Edie menjawab, "Mengajar." "Mengajar saja?" timpal Lauddin. "Mendidik," kata Edie berusaha memperbaiki jawabannya. "Tidak begitu. Tugasnya itu Tridharma (perguruan tinggi), pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian masyarakat," Lauddin menegaskan.

Lauddin lalu mengeluarkan pertanyaan pamungkas. Ia bertanya kepada Edie mengenai tugas seorang rektor. "Jadi, rektor tugas utama atau tugas tambahan?" tanya Lauddin. "Tambahan," jawab Edie. "Kalau begitu, jangan diabaikan tugas utamanya. Tidak usah dibantah," ujar Lauddin.

Edie merupakan calon hakim konstitusi yang menutup proses uji kelayakan dan uji kepatutan pada Senin malam. Sebelumnya, ada tiga calon hakim yang telah mengikuti tahapan tersebut. Selanjutnya, tujuh calon hakim konstitusi akan mengikuti ujian yang sama pada Selasa (4/3/2014) dan Rabu (5/3/2014).

Hasil pengujian akan dibahas oleh tim pakar dan menjadi rekomendasi bagi Komisi III DPR dalam memilih dua calon hakim konstitusi. Dua calon hakim yang terpilih nanti akan menggantikan posisi Akil Mochtar, yang menjadi terdakwa kasus suap; dan Harjono, yang segera memasuki masa pensiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com