Selama kurang lebih 30 menit, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu hanya menjelaskan alasannya tidak memenuhi panggilan KPK selama dua kali.
"Tadi kan sudah saya bilang saya tahu alamat KPK di Rasuna Said, tidak perlu dijemput," kata Anas.
Ketika didesak lagi dengan pertanyaan ya atau tidak, Anas enggan menjawab. Dia hanya berjalan terus dengan dikawal para pendukungnya yang terus meneriakkan kata "Allahu Akbar".
Hingga Anas masuk ke rumahnya, yang berada tepat di sebelah rumah PPI, tak ada jawaban yang keluar dari Anas.
Hal serupa pun disampaikan oleh Juru Bicara PPI Tri Dianto. Setelah Anas masuk ke rumahnya, awak media menghampiri Tri yang masih berada di rumah pergerakan. Namun, Tri juga enggan memastikan perihal kehadiran Anas itu.
"Saya tidak bisa memastikan, tadi kan Mas Anas sudah bilang, dia tahu alamat KPK dan tidak perlu dijemput. Ya silakan artikan sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, Anas tak memenuhi panggilan KPK untuk pemeriksaan yang dijadwalkan pada Selasa (7/1/2014). Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, KPK berkeyakinan Anas akan memenuhi panggilan kali ini.
Johan juga mengatakan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan KPK, baik bila Anas datang maupun tidak. Menurut Johan, belum ada pula persiapan untuk melakukan penjemputan paksa atas Anas.
Ketidakhadiran Anas pada jadwal pemeriksaan Selasa menggunakan alasan butuh kejelasan tentang "proyek lain" dalam surat panggilan maupun surat perintah penyidikan KPK atas namanya. Kedua surat menyebut Anas sebagai tersangka atas dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya yang tidak dirinci.
Tim kuasa hukum menilai surat panggilan yang tidak merinci proyek- proyek lain tersebut cacat hukum. Tim pengacara Anas lantas mempertanyakan kepada KPK apa yang dimaksud dengan proyek-proyek lain tersebut.
Sebelumnya, pada 31 Juli 2013, Anas juga tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK sebagai tersangka. Waktu itu dia beralasan sedang mengikuti kegiatan yang sudah lebih dulu dijadwalkan.