"Oleh karena itu mereka sadar betul bahwa Rhoma Irama bukan hanya milik keluarga, tapi milik publik," katanya saat berkunjung ke Kantor Redaksi Tribun Network, Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Terkait hal itu, Rhoma juga mengatakan keluarganya sudah terbiasa menjadikan dirinya sebagai pemimpin. Dengan begitu, kata dia, seluruh anggota keluarga menaati perintah dirinya, termasuk keputusannya untuk menjadi capres.
"Jadi apapun keputusan imam (pemimpin), mereka sami'na wa atha'na (didengar dan ditaati)," ujar raja dangdut itu.
Rhoma menambahkan, keluarganya sudah terbiasa dengan aktivitasnya di bidang politik. Sebelum menjadi bakal calon presiden, ia menuturkan dirinya pernah aktif sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan. Bahkan, ia sempat menjadi anggota DPR dari Partai Golkar pada era Orde Baru Soeharto setelah menyeberang dari PPP.
"Jadi bagi mereka, (pencapresan) ini hal yang biasa," imbuh pria yang berusia 67 tahun itu.
Rhoma juga mengaku mendapatkan dukungan yang luas dari para ulama untuk menjadi capres pada pemilu 2014. Desakan para ulama itu, kata dia, didasarkan pada sosoknya yang tidak hanya memiliki kemampuan, tapi juga popularitasnya yang tinggi di kalangan masyarakat.
"Jadi ini bukan lagi permintaan, tapi sudah desakan (untuk menjadi presiden)," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.