Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Capres, Elektabilitas PDIP Naik Hampir Dua Kali Lipat

Kompas.com - 01/12/2013, 16:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika ingin hasil pemilu legislatifnya tinggi di April 2014, PDI Perjuangan disarankan menetapkan Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon Presiden 2014. Pasalnya, elektabilitas PDIP dengan mengusung Jokowi sebagai capres lebih tinggi dibanding tanpa menetapkan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres.

Hal tersebut terlihat dari hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis di Jakarta, Minggu (1/11/2013).

Peneliti CSIS Tobias Basuki mengatakan, tanpa penetapan Jokowi sebagai capres, elektabilitas PDI-P berada di urutan pertama di angka 17,6 persen. Namun, jika PDI-P mencalonkan Jokowi sebagai presiden, presentasenya naik di angka 29,6 persen.

"Jadi, kalau PDI-P ingin elektabilitasnya naik pada Pileg mendatang, mereka harus segera mencalonkan Jokowi sebagai presidennya," kata Tobias.

Seperti diketahui, PDIP belum menetapkan capres. Penetapan capres-cawapres berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pihak PDIP menyebut penetapan capres-cawapres akan dilakukan di waktu yang tepat. Adapun Jokowi tak pernah mau mengomentari mengenai pencapresan.

Hal serupa terjadi pada partai lainnya seperti Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Hanura dan Partai Kebangkitan Bangsa. Menurut CSIS, elektabilitas parpol tersebut naik saat capres jagoannya dimasukkan dalam survei. Bedanya, perolehan suara mereka hanya naik sedikit.

Tanpa mengusung Ketumnya Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres, elektablitas Golkar berada di urutan kedua dengan 14,8 persen. Namun, dengan penetapan Ical sebagai capres, elektabilitasnya naik menjadi 15,1 persen.

Elektabilitas Partai Gerindra, menurut CSIS, sebesar 8,6 persen. Namun, dengan pengusungan Ketua Dewan Pembinanya Prabowo Subianto sebagai capres, elektabilitas Gerindra naik menjadi 9,2 persen.

Partai Hanura juga naik dari 2,4 persen menjadi 3,2 persen jika Ketua Umumnya Wiranto diusung sebagai capres. Dalam survei, CSIS memilih Mahfud MD sebagai bakal capres PKB. Jika mencalonkan Mahfud sebagai capres, elektabilitas PKB bakal naik dari 4,6 persen menjadi 5,9 persen.

Sedikit berbeda terjadi pada Partai Demokrat. Jika diandaikan Demokrat mencalonkan Pramono Edhie Wibowo sebagai pemenang Konvensi Capres Demokrat, menurut CSIS, elektabilitas Demokrat justru turun dari semula 7 persen menjadi 4,6 persen.

"Ini karena Demokrat tidak mempunyai tokoh yang kuat seperti partai-partai lainnya. Konvensi Demokrat belum bisa membangun tokoh yang kuat," pungkas Tobias.

Menurut CSIC, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.180 responden di 33 provinsi. Survei berlangsung dari tanggal 13-20 November 2013 dengan margin of error 2,85 persen pada confidence level 95 persen.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com