Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Bunda Putri, Demokrat Merasa Jadi Sasaran Gurih PKS

Kompas.com - 22/10/2013, 20:37 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan kecewa kepada Partai Keadilan Sejahtera. Menurutnya, sejumlah petinggi partai tersebut seperti sengaja ingin menghantam Partai Demokrat dengan cara menyeret nama Bunda Putri dalam kasus dugaan suap kuota impor daging sapi.

"Saya kecewa dengan teman-teman PKS yang mengaitkan Bunda Putri dengan Demokrat. Padahal Bunda Putri ini muridnya Ketua Majelis Syura PKS Ustaz Hilmi Aminuddin," kata Pohan di Kompleks Gedung Parlemen, Selasa (22/10/2013).

Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR ini menilai PKS dengan sengaja mencoba mengalihkan kasus dugaan suap kuota impor daging sapi ke ranah politik. Menurut Pohan, pihak yang paling empuk untuk dijadikan targetnya adalah Partai Demokrat karena posisinya sebagai partai penguasa.

Pohan kecewa karena PKS telah menabrak etika santun dalam berpolitik. Terlebih lagi, PKS dengan sangat jelas mencatut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dikabarkan dekat dengan Bunda Putri. "Ada pengalihan isu dari teman-teman PKS, dan yang paling gurih mereka kunyah itu, ya, Demokrat," ujarnya.

Dalam kasus sidang suap impor daging sapi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, mengatakan bahwa Bunda Putri merupakan orang yang sangat dekat dengan Presiden Yudhoyono. Pernyataan Luthfi itu membuat Presiden geram. Presiden menyebut Luthfi seribu persen bohong.

Bunda Putri juga diketahuinya merupakan anak salah satu pendiri Partai Golkar. Presiden meminta agar sosok Bunda Putri dapat segera ditelusuri serta diungkap. Namun, pihak Kantor Presiden menegaskan tidak akan mengungkap siapa sebenarnya sosok Bunda Putri kepada publik. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, pernyataan Presiden Yudhoyono soal Bunda Putri beberapa waktu lalu tidak dimaksudkan bahwa Kantor Presiden akan mengungkapkan identitas Bunda Putri. Hal itu dikatakan Daniel untuk menyikapi desakan sejumlah pihak agar Presiden segera mengungkap sosok Bunda Putri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com