Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN Optimistis Ungkap Jejak Narkotika di Ruangan Akil

Kompas.com - 06/10/2013, 17:09 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) optimistis dapat mengungkap penemuan ganja dan sabu dalam bentuk pil di ruangan kerja Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar.

Humas BNN, Kombes (Pol) Sumirat Dwiyanto mengklaim, belum terlambat bagi pihaknya untuk menguji laboratorium dugaan penggunaan obat terlarang oleh Akil meskipun obat-obatan tersebut ditemukan pada tiga hari lalu.

“Kita optimistis karena saya pernah, dua bulan pun setelah pemakaiannya, masih kita bisa lihat jejaknya, masing-masing orang memiliki metabolisme berbeda,” kata Sumirat dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Minggu (6/10/2013).

Sumirat bersama petugas BNN lainnya menyambangi Gedung KPK untuk mengambil contoh urin dan rambut Akil yang ditahan di Rumah Tahanan KPK. Adapun Akil ditahan KPK karena berstatus tersangka kasus dugaan menerima pemberian hadiah atau janji berupa uang terkait kepengurusan sengketa pemilihan kepala derah di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan di Lebak, Banten.

Sumirat melanjutkan, contoh urin dan rambut Akil ini nantinya akan diuji di laboratorium BNN. Paling tidak, diperlukan waktu sekitar 14 jam untuk melihat hasilnya. “Mudah-mudahan sesuai dengan lab sendiri, untuk alat yang kami miliki, menstabilkan peralatan itu cukup lama 14 jam. Biar kawan-kawan lab melakukan kegiatannya seacara profesional,” tambahnya.

Menurut Sumirat, sejauh ini BNN belum menemukan data penggunaan narkotika yang berkaitan dengan Akil. Kini, menurutnya, penyidik BNN tengah bekerja untuk melakukan pemeriksaan maupun penyelidikan terkait asal barang terlarang di ruangan Akil tersebut.

“Dari informasi awal dari kawan-kawan KPK dan MK bisa jadi langkah awal untuk melakukan pemeriksaan. Kita bersaar, proses penyidikan sedang berjalan, kita tunggu saja,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Sub Direktorat Heroin Deputi Bidang Pemberantasan BNN Slamet Pribadi mengungkapkan, contoh rambut bisa digunakan untuk melihat jejak pemaikaian narkotika hingga enam bulan sebelumnya sedangkan urin hanya sampai tiga hari.

Sabu kemasan baru

Sumirat juga mengungkapkan, sabu dalam bentuk pil yang ditemukan di ruangan Akil Mochtar tergolong barang baru di Indonesia. Biasanya sabu ditemukan dalam bentuk kristal, bukan pil.

“Memang jarang ya, biasanya sabu dalam bentuk kristal, tapi bisa saja dibentuk, modifikasi produsennya. Saya belum pernah dengar selama ini bentuk pil. Zatnya, metamphetamine, bukan baru, hanya kemasannya baru,” katanya.

Sumirat mengaku, belum dapat menduga-duga jaringan mana yang memproduksi sabu dalam bentuk pil tersebut. Dia mengatakan, masalah penemuan sabu dalam bentuk pil di ruangan Akil ini masih harus ditelusuri lebih jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com