Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditetapkan Jadi Bakal Capres, Apa Kata Suryadharma?

Kompas.com - 01/10/2013, 13:02 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memutuskan mengusung Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali sebagai bakal calon presiden di pemilu 2014. Bagaimana tanggapan Suryadharma?

Suryadharma mengatakan, ia belum bisa menjawab usulan dari internal PPP maupun dari para ulama pimpinan pondok pesantren. Alasannya, saat ini ia masih fokus mengurusi jamaah haji di Tanah Suci.

"Saya masih berkonsentrasi pada pelaksanaan haji. Jadi ini tugas besar saya harus sukseskan karena kurang lebih 170 ribu jamaah haji berangkat ke Tanah Suci dan perlu perhatian khusus. Oleh karena itu, saya belum memikirkan soal pencapresan ini," kata Suryadharma di Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Suryadharma menambahkan, kemungkinan ia akan menjawab usulan tersebut pada November 2014. Setelah pelaksanaan ibadah haji, ia merasa dapat berpikir dengan tenang. Menurutnya, memberi jawaban soal pencapresan tidak sederhana, banyak hal yang harus dipertimbangkan.

"Semuanya masih terbuka. Terbuka menerima, terbuka menolak," kata Menteri Agama itu.

Seperti diberitakan, keputusan pengusungan Suryadharma sebagai bakal capres diambil dalam rapat konsultasi di Ponpes Assidiqiyah, Jakarta, Senin (30/9/2013). Alasannya, sebagai partai kader, PPP harus memilih kader untuk diusung sebagai pemimpin. Suryadharma dianggap sebagai kader terbaik.

Untuk saat ini, selain PPP, ada empat parpol lain yang telah menetapkan bakal capres. Parpol tersebut adalah Partai Golkar (Aburizal Bakrie), Partai Gerindra (Prabowo Subianto), Partai Amanat Nasional (Hatta Rajasa), dan Partai Hanura (Wiranto-Hary Tanoesoedibjo).

Hanya, pencapresan tergantung dari hasil pemilu legislatif pada April 2014. Ada syarat ambang batas presiden bagi parpol yang ingin mengusung capres-cawapres. Jika tak memenuhi syarat, parpol harus berkoalisi. Bisa saja penetapan bakal capres akan berubah setelah melihat hasil pemilu legislatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com