JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) I Wayan Sukerta mengaku mengidolakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Mengetahui hal itu, panitia seleksi (pansel) Dirjen Pas langsung menanyakan alasannya. Wayan mengaku suka melakukan hal yang sama seperti Jokowi.
"Saya kalau kunjungan ke lapas, mengecek masuk ke dalam satu per satu, saya tidak begitu saja percaya ke bawahan. Saya memastikan," kata Wayan dalam tes wawancara calon Dirjen Pas di Kantor Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jumat (27/9/2013).
Anggota pansel Imam Prasodjo kemudian menanyakan gebrakan Wayan jika terpilih menjadi Dirjen. Wayan tak langsung menjawab dan terlihat memikirkan sesuatu. Wayan kemudian mengatakan akan membenahi lapas. Namun Imam seperti tak puas dengan jawaban Wayan. Imam pun kembali bertanya. Dia mencontohkan gebrakan Jokowi membenahi beberapa sudut Kota Jakarta.
"Pak Wayan apa gebrakannya kalau Bapak jadi Jokowinya lapas?" tanya Imam.
Wayan pun menjawab akan membenahi lapas yang telah melebihi kapasitas hingga mendorong penyelesaian kasus. Untuk diketahui, enam kali menjadi kepala lembaga pemasyarakatan, I Wayan Sukerta dikenal sebagai “orang lapangan” dan mengetahui seluk-beluk persoalan pemasyarakatan.
Wayan pernah menjadi Kalapas IIB Takalar, Karutan Klas I Makasar, Kalapas Klas IIA Bogor, serta Kalapas Klas IA di Madiun, Malang, dan Cipinang. Pada 2011, Wayan menjadi Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak. Ketika menjabat Kakanwil Sulawesi Utara, pernah mendapat penilaian sebagai Kanwil Terbaik Ketiga pada 2012.
Ini adalah penghargaan kedua Wayan setelah pada 2007 meraih predikat Lapas Terbaik dalam bidang perawatan, pelayanan narapidana, dan tahanan untuk Lapas Klas IIA Bogor. Kakanwil Sumatera Utara yang baru dilantik ini mengenyam pendidikan diploma di Akademi Ilmu Pemasyarakatan, sarjana di STIA LAN, sarjana di Universitas Satria Makasar, dan magister di Universitas Muslim Makasar.
Wayan adalah lulusan Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial yang bidang ilmunya relatif dekat dengan tugas dan fungsi pemasyarakatan. Dalam makalahnya, Wayan mengusung tiga klaster solusi penanganan masalah pemasyarakatan meliputi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Wayan menyebutkan, kebijakan crash program perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk pembebasan bersyarat, tetapi juga cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas. Dalam LHKPN 2012, Wayan memiliki total kekayaan Rp 1,573 miliar, dengan Rp 714,689 juta harta tak bergerak, harta bergerak Rp 229 juta, harta bergerak lainnya Rp 103 juta, dan harta setara kas Rp 527,113 juta.
Ada 10 kandidat Dirjen Pas yang terdiri dari pihak internal maupun eksternal. Setelah melewati tahap wawancara ini akan disaring menjadi tiga orang. Tiga nama itu akan diserahkan pada Menhuk dan HAM Amir Syamsuddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.