Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Perpanjang Pengumuman dan Masukan DPSHP

Kompas.com - 23/08/2013, 18:41 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Tepat di hari penutupan tahapan masukan dan tanggapan masyarakat atas Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP), belum 100 persen data pemilih untuk Pemilu 2014 terkumpul. Maka itu, KPU memperpanjang masa pengumuman, masukan dan tanggapan masyarakat selama satu pekan.

“Proses perbaikan kami (KPU) panjangkan sampai satu minggu ke depan, terutama yang pengumuman di desa/kelurahan. Saya sudah membuat surat edarannya, agar PPS (panitia pemungutan suara) tidak mencopot pengumuman DPSHP,” ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah saat ditemui di kantornya, Jumat (23/8/2013).

Dia mengatakan, perpanjangan itu tidak akan mempengaruhi tahapan penyelenggaraan pemilu berikutnya. Pasalnya, kata dia, pemutakhiran data tidak ada tenggat waktunya. Ditegaskannya, pemutakhiran data pemilih harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Pasalnya, data pemilih merupakan poin terpenting dalam pelaksanaan pemilu.

“DPS kan tidak ada tenggang waktu sampai DPT (daftar pemilih tetap). Nanti kami akan terus upayakan. Karena itu poin penting dalam pemilu,” pungkas Ferry.

Ia menuturkan, saat ini, data pemilih yang telah masuk ke sistemnya baru mencapai 92 persen atau setara dengan sekitar 172 juta orang. Data yang belum masuk, ujar Ferry masih sekitar 15 juta orang.

“Sekitar 15 jutaan yang belum masuk,” jelasnya.

Disampaikannya, KPU masih memroses data dari beberapa daerah yang belum masuk di sistem informasi KPU. Di antaranya, kata Ferry, data pemilih di Provinsi Papua Barat. Hingga Jumat ini, belum satu pun data pemilih dari provinsi itu masuk ke KPU.

“Kami masih proses untuk di Papua Barat, masih nol. Sampai sekarang tim kami masih bekerja di sana,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, pemasukan data pemilih ke Sistem Pendaftaran Pemilih (Sidalih) di beberapa daerah seperti Papua, Papua Barat, dan Maluku Utara terkendala beberapa faktor. Keterbatasan sumber daya manusia dan jaringan komunikasi memperlambat proses pemasukan data ke sistem.

Karena itu, kata Husni, KPU membentuk dan mengirim langsung tim supervisi untuk membantu Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan KPU daerah yang dinilai lambat dalam melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) DPS. Hal itu dilakukan agar pengumuman DPSHP dapat segera direalisasikan.

“Kami sudah membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap daerah-daerah yang selama ini pengiriman datanya ke kami (KPU Pusat) masih. Daerah seperti Provinsi Papua, Papua Barat dan Maluku Utara,” kata Ketua KPU Husni Kamil Manik saat dihubungi, Selasa (13/8/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com