Hasto menilai, konvensi pada umumnya dilakukan untuk menjaring tokoh-tokoh independen ataupun kader internal suatu partai dalam pencarian pemimpin bangsa ke depan. Namun, Hasto mempertanyakan cara Demokrat yang justru merekrut kader dari partai lain.
"Ada batas etika partai politik di dalam melakukan konvensi untuk menjaring capres. Konvensi harusnya bukan hanya menjadi ajang memecah belah partai lain seperti kejadian di Nasdem dengan Endriartono Sutarto (peserta konvensi dari Partai Nasdem)," ujar Hasto saat dihubungi, Kamis (22/8/2013).
Menurut Hasto, hal ini bukan saja telah mencederai etika kerukunan antar-insan politik. Lebih lanjut, ia menilai hal ini semakin menunjukkan kegagalan demokratisasi dan proses rekrutmen politik di dalam tubuh Demokrat.
"Demokrat jadi partai elektoral yang penting menang pemilu sehingga landasan etis dalam kehidupan bersama dengan parpol dilanggar. Hal ini pula yang memunculkan jalan pintas, merekrut kader partai lain," tuturnya.
Meski demikian, Hasto menyadari PDI Perjuangan tidak bisa melarang kadernya untuk tidak ikut konvensi capres Partai Demokrat. Sesuai undang-undang, lanjutnya, setiap warga negara memiliki hak konstitusional untuk dicalonkan dan mencalonkan.
Sebelumnya, Komite Konvensi menetapkan 18 nama untuk diundang mengikuti tahapan prakonvensi pekan depan. Sumber Kompas.com di internal Komite Konvensi menuturkan, nama-nama yang sudah hampir pasti masuk sebagai peserta konvensi adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Ketua DPR Marzuki Alie, dan CEO Lion Air Rusdi Kirana.
Di antara nama-nama itu terdapat salah satu kader PDI Perjuangan, yakni Rustriningsih. Rustri sempat akan diajukan sebagai calon gubernur Jawa Tengah. Namun, impian Rustri gagal. PDI Perjuangan akhirnya memilih Ganjar Pranowo.
Anggota Komite Konvensi Partai Demokrat, Vera Febyanthy, mengakui bahwa dirinya yang mengusulkan Rustriningsih diundang sebagai peserta konvensi. Ia melihat Rustri sebagai mutiara terpendam. "Apalagi dia juga sudah jauh dengan partainya (PDI Perjuangan)," ungkap politisi anggota DPR ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.