Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Kami Jadi Korban Utama Ulah Fathanah

Kompas.com - 10/05/2013, 09:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuding ada upaya menghancurkan citra partainya yang bernapaskan Islami menjelang perhelatan Pemilu 2014. Ketua DPP PKS Indra melihat munculnya perempuan-perempuan di sekitar Ahmad Fathanah yang disebut sebagai teman dekat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, merupakan salah satu cara yang dipakai untuk penghancuran citra itu.

"Saya lihat dari segala pemberitaan tentang Fathanah ini yang jadi korban utama adalah PKS," kata Indra, saat dihubungi, Jumat (9/5/2013). Partainya yang identik dengan moral dan integritas, ujar dia, dihancurkan citranya dengan diarahkan kepada dari mulai perempuan-perempuan hingga gratifikasi seks. Indra menegaskan bahwa Fathanah bukanlah pengurus apalagi kader PKS.

Partainya, kata Indra, hanya mendapatkan getah dari "ulah" yang dilakukan Fathanah selama ini dengan mencatut nama PKS dan sejumlah petinggi PKS. "Kami mulai curiga motif Fathanah mencatut nama kami selama ini, bukan hanya motif ekonomi tapi patut diduga ada skenario untuk menghancurkan PKS," imbuh Anggota Komisi III DPR ini.

Meski PKS dihantam dengan dampak dari pemberitaan Ahmad Fathanah, Indra yakin publik semakin cerdas dan bisa membedakan PKS dengan Fathanah. "Masyarakat juga bisa melihat kader-kader kami di bawah sangat dekat dengan Islam, sangat sederhana dan memiliki integritas," ucap Indra.

Ahmad Fathanah merupakan tersangka kasus dugaan pencucian uang dan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Fathanah menjadi tersangka bersama mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terungkap keterkaitan Fathanah dengan PKS.

Misalnya saja artis Ayu Azhari yang mengaku menerima uang tunai dalam bentuk rupiah dan dollar senilai Rp 38 juta. Ayu mengaku menerima uang itu dari Fathanah sebagai uang muka untuk mengisi acara PKS. Uang itu pun akhirnya dikembalikan Ayu setelah mengetahui uang itu diduga hasil pencucian uang dari tindak pidana korupsi yang dilakukan Fathanah.

Tidak hanya Ayu Azhari, sosok perempuan lain juga melekat pada diri Fathanah sebut saja Maharany, Vitalia Shesya, Tri Puspita, hingga Sefti Sanustika. Selain itu, keterkaitan Fathanah dengan PKS juga disampaikan saksi lainnya Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin yang mengungkapkan ada aliran dana dari Fathanah ke DPW-DPW PKS di Sulawesi Selatan untuk pemenangan Pilgub Sulsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

    Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

    Nasional
    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Nasional
    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    Nasional
    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Nasional
    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Nasional
    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasional
    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Nasional
    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    Nasional
    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Nasional
    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com