Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stabilitas Politik dan Hukum Mengkhawatirkan

Kompas.com - 19/04/2013, 11:35 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, stabilitas politik dan hukum di Indonesia mengkhawatirkan. ”Hukum kini mendekati hukum rimba. Yang kuat mengalahkan yang lemah. Bukan yang benar mengalahkan yang salah. Itu bahaya yang dihadapi bangsa ini,” katanya dalam Indonesian Young Leaders Forum 2013 yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), di Jakarta, Kamis (18/4/2013).

Kalla mengemukakan, demokrasi tak dipahami secara benar. Setiap orang menginginkan demokrasi, tetapi nafsu berkelahi juga tinggi. Asal ada pemilihan kepala daerah, pasti berujung perkelahian.

Kalla juga menyindir banyak pengusaha kini mulai terlihat tidak fokus dalam pekerjaannya. Hanya dalam lima tahun, pengusaha ingin menjadi politisi, berbondong-bondong menjadi calon anggota legislatif. ”Gagal menjadi caleg, kembali lagi menjadi pengusaha. Politik itu baik, pedagang pun baik. Yang tidak baik, memperdagangkan politik,” ujarnya.

Di tempat sama, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani memandang beda tipis antara stabilitas politik dan ekonomi. Banyak kegaduhan bakal terjadi dan semakin memanaskan tahun 2014. Tahun 2013 saja ada 131 pemilu kepala daerah dan lima pemilihan gubernur.

Menurut Puan, kegaduhan politik berawal dari cara pemilihan yang tidak jujur. Sistem teknologi informasi publik saat ini mudah direkayasa.

Sementara itu, Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono, putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, stabilitas keamanan merupakan prasyarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan bangsa Indonesia.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com