Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Disebut di SMS SBY, Anas Minta Jangan Dipelesetkan

Kompas.com - 06/02/2013, 18:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tak mempermasalahkan namanya tidak dicantumkan secara khusus di dalam SMS yang dikirimkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dari Mekkah untuk kader-kader Demokrat.

"Saya tidak tahu (kenapa?). Tetapi, tidak perlu dijadikan bahan pelesetan. Yang penting, substansinya bagus. Saya pengikut aliran substantif," ujar Anas, saat dihubungi Rabu (6/2/2013) sore.

SMS tersebut berisi ajakan doa untuk kebaikan partai yang dikirim SBY di sela-sela ibadah umrah di Mekkah. Di dalam pesan singkat itu, SBY meminta sejumlah petinggi Partai Demokrat untuk menyebarluaskan, tetapi nama Anas maupun jabatan Ketua Umum Partai Demokrat tidak disebut.

Ada kemungkinan, Anas dan Ketua PD tidak disebutkan karena sudah dianggap terwakili oleh jabatan anggota Majelis Tinggi Partai, yang disebut di urutan pertama tujuan pesan singkat. Namun, Sekjen Partai Demokrat yang juga anggota majelis tersebut disebut lagi sebagai tujuan pesan pada urutan nomor tiga.

AD/ART Partai Demokrat menyebutkan, Majelis Tinggi Partai Demokrat beranggotakan sembilan orang. Ketua Dewan Pembina otomatis menjadi Ketua Majelis Tinggi, sedangkan Ketua Umum DPP menjadi wakilnya. Dalam struktur kepengurusan periode ini, Sekjen Partai Demokrat secara ex officio juga masuk sebagai anggota Majelis Tinggi.

Anas pun mengaku dirinya mendapatkan pesan singkat tersebut dari SBY. Ia melihat ajakan SBY agar para pengurus berdoa adalah hal yang positif. "Doa, ikhtiar keras, dan tawakal adalah satu paket cara kerja yang positif," ucap Anas.

Saat ditanyakan kemungkinan pertemuan dengan SBY, Anas menjelaskan pertemuan itu pasti ada. "Selalu ada pertemuan berkala," katanya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf juga membenarkan bahwa Anas menerima pesan singkat itu langsung dari SBY.

"Beliau kan sebagai anggota Majelis Tinggi partai jadi pasti dapat. Kebetulan waktu itu dibaca di depan saya," ucap Nurhayati.

Setelah mendapat pesan itu, lanjut Nurhayati, Anas langsung memerintahkan Fraksi Partai Demokrat untuk menggelar doa bersama.

"Malam ini kita ada peringatan Maulid Nabi dan beliau memerintahkan saya mengadakan untuk doa bersama," ucap Nurhayati.

Rencananya, Fraksi Partai Demokrat akan melakukan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW malam ini pukul 19.00 di Masjid Al-Amin, kompleks perumahan anggota DPR RI Kalibata, Jakarta Selatan.

Acara itu akan dihadiri Ketua Umum dan Sekjen Partai Demokrat serta juga dihadiri pengurus dan anggota Fraksi Partai Demokrat lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Nasional
    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Nasional
    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Nasional
    Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

    Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

    Nasional
    DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

    DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

    Nasional
    Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

    Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

    Nasional
    Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

    Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

    Nasional
    BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

    BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

    Nasional
    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

    Nasional
    Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

    Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

    Nasional
    Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

    Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

    Nasional
    PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

    PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

    Nasional
    Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

    Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

    Nasional
    Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

    Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

    Nasional
     Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

    Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com