Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Sekarang Indonesia Gagah Bertemu IMF

Kompas.com - 10/07/2012, 12:30 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Christine Lagarde di Kantor Presiden, Selasa (10/7/2012), berbeda saat almarhum presiden kedua RI Soeharto bertemu mantan Direktur Eksekutif IMF Michel Camdessus.

"Sekarang (Indonesia) gagah sama IMF," kata Presiden sesaat sebelum menerima Lagarde di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

"CGI (Consultative Group for Indonesia) kita bubarkan. Kita mandiri. Kita tidak harus minta minta-minta," tambah Presiden.

Indonesia dan IMF sebelumnya memiliki hubungan sejarah yang kurang mengenakkan di antara keduanya. Saat Indonesia diterpa krisis ekonomi pada 1997 memaksa Presiden Soeharto kala itu meminta bantuan IMF di bawah Direktur Pelaksana Michel Camdessus.

Pertemuan antara almarhum Presiden Soeharto dan Camdessus berlangsung dingin. Saat itu, tangan Camdessus bersedekap sambil mengawasi almarhum Presiden Soeharto yang membungkuk menandatangani perjanjian utang. Utang dikucurkan tak lama setelah Indonesia diterjang badai krisis moneter.

Indonesia saat itu harus menyerahkan banyak kebijakannya kepada IMF di bawah arahan program penyesuaian struktural yang dibawa lembaga internasional tersebut. Kebijakan IMF tersebut di kemudian hari dinilai banyak kalangan telah melakukan pendekatan yang salah dalam mengatasi krisis di Indonesia kala itu.

Pemerintah Indonesia pada 2007 di bawah Presiden Yudhoyono akhirnya melunasi utang IMF. Presiden juga memutuskan untuk membubarkan CGI yang selama ini sebagai lembaga donor.

Kondisi Indonesia telah berubah. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang terjaga. Meski dunia sempat dihantam krisis keuangan pada 2008-2009, Indonesia tetap mampu tumbuh positif, sementara hampir di banyak negara harus berjibaku dengan pertumbuhan negatif. Bahkan, pada 2011 Indonesia mampu tumbuh 6,5 persen, sedangkan di belahan Eropa dan Amerika Serikat masih terkendala dengan pertumbuhan yang terhambat akibat krisis.

IMF mengungkapkan, kebutuhan dana sebesar 430 miliar dollar AS untuk mengatasi krisis yang masih membelenggu tersebut. Dalam pertemuan G-20 di Los Cabos, Meksiko, beberapa waktu lalu, negara-negara G-20 berkomitmen untuk turut serta membantu menanggulangi krisis yang dinilai menjadi ancaman bagi perekonomian dunia tersebut.

Indonesia bersama-sama negara anggota G-20 lainnya dalam pertemuan itu berkomitmen untuk ikut memberikan bantuan. Indonesia berkomitmen akan membantu maksimal satu miliar dollar AS guna membantu mengatasi krisis.

Terkait besarannya, kata Hatta, sekitar 1 miliar dollar AS. "Dulu tangan kita di bawah (berutang). Sekarang kita bertemu dengan tangan di atas (meminjami)," kata Hatta.

Sebelumnya, Hatta memastikan pemerintah akan memberikan bantuan pinjaman kepada IMF sebesar 1 milliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com