Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor Haluoleo Mengaku Tak Ikut Proyek Angelina

Kompas.com - 25/06/2012, 13:21 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Haluoleo, Usman Rianse mengaku bahwa universitas yang dipimpinnya tidak ikut proyek pengadaan sarana dan prasarana yang diduga dikorupsi Angelina Sondakh. Hal itu disampaikan Usman saat mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (25/6/2012)

"Nggak ada proyek di sana karena langsung saya tolak dan tak ada tawar menawar sebelumnya, dan tidak pernah melakukan tawar menawar," kata Usman. 

Usman mengaku datang ke gedung KPK untuk diperiksa sebagai saksi bagi Angelina Sondakh. KPK menetapkan Angelina sebagai tersangka karena diduga menerima pemberian uang atau janji terkait penganggaran proyek pembangunan sarana dan prasarana universitas dan proyek wisma atlet SEA Games.

Menurut Usman, pihak universitas tidak pernah melakukan pertemuan dengan Angelina maupun Muhammad Nazaruddin untuk membahas rencana pengadaan proyek tersebut. Meskipun demikian, Usman mengakui ada anggota DPR yang pernah berkunjung ke Universitas Haluoleo, namun bukan Angelina ataupun Nazaruddin.

Kunjungan tersebut, katanya, dalam rangka reses, melihat kebutuhan perguruan tinggi daerah. "Soal kucuran Rp 45 miliar, tidak ada itu saya dapat. Kami mau jalan benar saja meskipun kami universitas kecil," ucap Usman.

Sedianya Usman diperiksa KPK pada Senin (18/6/2012) namun dia mangkir. Hari ini, Usman membantah mangkir. Dia mengaku baru menerima surat panggilan pemeriksaan KPK 19 Juni, atau keesokan harinya.

Terkait kasus ini, KPK juga telah memeriksa rektor lain, yakni Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto, Rektor Universitas Pattimura, Tetelepta, dan Rektor Universitas Tadulako, Muh Basir. Para rektor itu dianggap tahu seputar kasus yang menjerat Angelina.

KPK menemukan 16 aliran dana mencurigakan ke Angelina yang nilainya miliaran rupiah. Nilai total proyek pengadaan sarana prasarana di sejumlah universitas negeri yang diduga dikorupsi Angelina, mencapai Rp 600 miliar. Total nilai tersebut diperoleh KPK dari proyek pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di 16 universitas negeri yang tersebar di seluruh Indonesia tahun anggaran 2010/2011.

Meskipun tidak termasuk dalam daftar 16 universitas yang mengikuti pengadaan proyek tersebut, Universitas Haluoleo pernah disebut Muhammad Nazaruddin. Seusai diperiksa KPK beberapa waktu lalu, Nazaruddin mengungkapkan kalau Angelina mendaat uang Rp 5,5 miliar dari tiga universitas. Ketiga universitas tersebut, menurut Nazaruddin, adalah Universitas Haluoleo, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, dan Universitas Cendana, Kupang, NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

    Nasional
    Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Nasional
    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Nasional
    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Nasional
    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    Nasional
    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com