Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunun Sakit, Sidang Ditunda

Kompas.com - 26/03/2012, 15:43 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persidangan kasus dugaan suap cek perjalanan ditunda hingga 2 April 2012 pekan depan lantaran terdakwa kasus itu, Nunun Nurbaeti, dinyatakan sakit. Ihwal sakitnya Nunun ini disampaikan dokter Komisi Pemberantasan Korupsi, Johanes Hutabarat, yang dimintai keterangan dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (26/3/2012).

Menurut Johanes, kondisi kesehatan Nunun akan memburuk jika persidangan dilanjutkan. "Dari pemeriksaan saya, keadaan umum pasien, sakit sedang, tekanan darah, 140/100, denyut jantung cukup kencang, 100 kali per menit, ada keluhan muntah dua kali," kata Johanes.

Ditambah, katanya, Nunun memiliki riwayat hipertensi. Ketua majelis hakim perkara ini, Sudjatmiko mengatakan, persidangan akan ditunda hingga pekan depan dan Nunun diperbolehkan berobat jalan. Ditegaskannya, Nunun harus segera kembali ke rumah tahanan Pondok Bambu jika sudah selesai menjalani pengobatan.

"Kalau memang berobat jalan, ya berobat jalan, jangan dipakai untuk menginap," ujar Sudjatmiko.

Jika hasil pemeriksaan kemudian mengharuskan Nunun dirawat inap, Sudjatmiko mengatakan, hal itu bisa saja diizinkan asal disampaikan terlebih dahulu ke majelis hakim. Namun, kata Sudjatmiko, rawat inap hanya akan dilakukan di rumah sakit yang ditentukan majelis hakim.

"Kalau memang butuh rawat inap, majelis akan izinkan, nanti kita bantar, tentu rumah sakitnya yang akan jadi tanggungan negara," katanya.

Sedianya, persidangan kali ini akan mendengarkan keterangan enam orang saksi, yakni Direktur Utama PT First Mujur Plantation and Industry (PT FMPI), Hidayat Lukman, mantan Direktur Keuangan PT FMPI, Budi Santoso, Kepala Seksi Travel Cheque Bank Internasional Indonesia, Krisna Pribadi, Cash Officer Bank Artha Graha, Tutur, Kepala Divisi Treasury Artha Graha, Gregorius Suryo Wiarso, dan Direktur Kepatuhan Artha Graha, Wita Dinata Sumantri.

Namun, karena Nunun sakit, pemeriksaan Wita dan Krisna ditunda hingga minggu depan. Sementara Budi, Tutur, dan Gregorius sempat diperiksa sebelum Nunun mengeluh sakit. Sedang, Hudayat Lukman, tidak hadir dalam sidang lantaran berada di Singapura dan sakit.

Di tengah-tengah sidang, Nunun melalui kuasa hukumnya, Mulyaharja, juga meminta izin kepada majelis hakim untuk memakai kacamata gelap selama persidangan. Alasannya, Nunun mudah berkunang-kunang jika terkena cahaya terang.

Dalam kasus dugaan suap cek perjalanan ini, Nunun didakwa memberikan sejumlah cek perjalanan senilai total Rp 20,8 miliar ke sejumlah anggota DPR 1999-2004 melalui Arie Malangjudo. Cek tersebut merupakan bagian total 480 lembar cek BII senilai Rp 24 miliar, yang diberikan kepada anggota DPR periode 1999-2004. 

Pemberian cek perjalanan itu berhubungan dengan pelaksanaan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 yang dimenangkan Miranda Goeltom. KPK juga menetapkan Miranda sebagai tersangka dalam kasus ini. Diyakini, ada penyandang dana yang belum terungkap dibalik pembelian cek perjalanan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

    Nasional
    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Nasional
    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Nasional
    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com