Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan KPK Periksa Yulianis di Hotel

Kompas.com - 12/03/2012, 21:30 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi bernama Novel mengakui, pihaknya memeriksa mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis, dan staf keuangan Grup Permai, Oktarina Furi, sebagai saksi Muhammad Nazaruddin di luar gedung KPK. Menurut Novel, hal tersebut dilakukan atas alasan keamanan.

Kepada KPK, katanya, Yulianis dan Furi mengaku ketakutan karena dicari-cari orang berperawakan preman. Hal ini disampaikan Novel saat menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games Palembang, Sumatera Selatan, dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (12/3/2012).

"Yulianis, kami datang ke Ritz Carlton (hotel) karena Yulianis menyampaikan bersedia, tapi dia merasa takut karena ada orang seperti preman yang buat dia takut sehingga sampaikan hal itu. Demi kepentingan pengamanan, kami periksa di tempat dia berada," kata Novel.

Menurut dia, bukan hanya Yulianis yang diperiksa di luar gedung KPK. Penyidik KPK juga memeriksa beberapa saksi lain dengan mendatangi saksi tersebut ke Palembang, Sumatera Selatan. Novel juga mengakui, selain diperiksa di Hotel Ritz Carlton, pihaknya juga memeriksa Yulianis di sebuah apartemen di kawasan Serpong.

"Di tempat dia (Yulianis) tinggal, di daerah Serpong," ucapnya. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, lanjut Novel, didokumentasikan dengan video.

Salah satu hakim anggota, Herdi Agustein, bertanya kepada Novel, apakah Yulianis dan Furi berada di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) atau tidak. Menurut Novel, saat itu Yulianis memang tengah mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK. Namun, baik Yulianis maupun Furi belum dilindungi LPSK.

"Pada saat itu yang bersangkutan sedang mengajukan proses ke KPK dan LPSK, sebelumnya memang kami mencari posisi Yulianis. Setelah kami temukan, ada masalah keamanan, baru kami periksa di tempat dia," tambah Novel.

Dia juga mengatakan kalau penyidik KPK tidak pernah mengarahkan Yulianis atau Furi saat pemeriksaan. Dalam persidangan sebelumnya, Yulianis mengaku diperiksa di Hotel Ritz Carlton oleh penyidik KPK. Pemeriksaan di salah satu hotel mewah di Jakarta itu, kata Yulianis, dibiayai saudara Yulianis yang menyewa kamar.

Adapun Yulianis merupakan salah satu saksi kunci dalam persidangan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games ini. Yulianis selaku Wakil Direktur Keuangan Grup Permai dianggap mengetahui aliran uang keluar dan masuk perusahaan milik Nazaruddin itu. Yulianis juga mencatat adanya uang Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar yang dikeluarkan kas Grup Permai untuk anggota DPR Angelina Sondakh dan I Wayan Koster.

Selama ini Nazaruddin menuduh kalau cek Rp 4,6 miliar dari PT Duta Graha Indah diterima Yulianis. Nazaruddin juga menuding Yulianis sebagai orang kepercayaan Anas Urbaningrum di Grup Permai. Adapun Nazaruddin didakwa menerima suap berupa cek senilai Rp 4,6 miliar terkait pemenangan PT DGI sebagai rekanan wisma atlet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

    Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

    Nasional
    Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

    Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

    Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

    Nasional
    Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

    Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

    Nasional
    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

    Nasional
    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Nasional
    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Nasional
    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    Nasional
    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Nasional
    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Nasional
    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Nasional
    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com