Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamis, Mahfud Beri Keterangan di Mabes Polri

Kompas.com - 28/09/2011, 15:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Kamis (29/9/2011) besok, akan mendatangi Bareskrim Polri untuk memberi keterangan sebagai saksi meringankan bagi Zainal Arifin Hoesein, tersangka kasus pemalsuan surat MK.

Juru Bicara MK Akil Mochtar mengatakan kepastian akan hadirnya Mahfud tersebut terjadi setelah MK berkoordinasi dengan tim penyidik Mabes Polri.

"Kita sudah koordinasikan dengan ketua tim penyidik Mabes Polri yang hari ini hadir di sini. Kita sepakat kalau besok sekitar pukul 14.00 WIB, Pak Mahfud akan berikan keterangannya sebagai saksi meringankan untuk Pak Zainal, dalam kapasitasnya sebagai atasan Pak Zainal," ujar Akil saat melakukan jumpa pers di Gedung MK, Jakarta, Rabu (29/9/2011).

Selain Mahfud, tambah Akil, tiga hakim konstitusi, yakni Haryono dan Maria Indrati juga akan memberikan keterangannya dalam pemeriksaan tersebut. Dikatakan Akil, hakim Maria akan memberikan keterangan dari segi administrasi negara, salah satunya terkait nota dinas pengajuan surat keputusan MK kepada Ketua MK.

"Dan Pak Haryono akan menerangkan hal-hal yang berkaitan bagaimana konsep oleh hakim yang itu tidak disetujui dan juga tidak jadi. Karena kan kasus ini berkaitan dengan dua surat. Satu surat yang tidak pernah diminta persetujuan Pak Mahfud, kemudian surat resmi MK yang diminta persetujuan. Persoalannya kan Zainal menjadi tersangka karena surat yang tidak pernah diminta persetujuan itu," terang Akil.

Dikatakan Akil, kehadiran ketiga hakim konstitusi sebagai saksi Zainal merupakan komitmen MK untuk mempercepat proses penyidikan kasus tersebut. Menurutnya, jika harus mengikuti ketentuan Pasal 6 Undang-Undang MK maka akan memakan waktu. Aturan itu menyebutkan, pemanggilan Hakim Konstitusi harus terlebih dahulu meminta izin dari Presiden dengan persetujuan tertulis dari Kejaksaan Agung.

"Dalam konteks itu, diambil pengertian bersama, kalau polisi tidak memanggil tiga saksi ini. Tiga saksi ini kan saksi yang meringankan yang diminta langsung oleh Pak Zainal. Kecuali saksi itu menurut penyidik itu adalah saksi yang berkaitan langsung dengan peristiwa perdana yang dilakukan itu. Jadi proses ijin itu tidak diperlukan lagi, kalau kita datang sendiri," kata Akil.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam sempat mengatakan penyidik dapat memeriksa Mahfud sebagai saksi meringankan untuk Zainal, jika berinisiatif sendiri. Menurut Anton, jika pemanggilan itu dilakukan melalui surat resmi dinilai terlalu lama karena harus membutuhkan izin dari Presiden.

Seperti diberitakan, tim kuasa hukum Zainal Arifin Hoesein meminta penyidik Polri meminta keterangan Ketua MK Mahfud MD, hakim MK, dan pakar hukum tata negara Saldi Isra. Keterangan Mahfud MD sebagai keterangan saksi yang meringankan dinilai penting dalam kasus dengan tersangka Zainal Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com