Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Parpol Enggan Laporkan Anggaran

Kompas.com - 02/08/2011, 02:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkapkan, partai politik saat ini menjadi salah satu badan publik yang masih sulit dimintai informasi laporan anggarannya. Koordinator Research dan Development Seknas Fitra, M Maulana, mengatakan dari sembilan parpol yang dimintai informasi keuangan periode 2010 dalam Uji Akses Permintaan Informasi yang dilakukan pihaknya, hanya dua parpol yang merespons, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra.

"Tujuh parpol lainnya hanya diam dan tidak memberikan respons permintaan informasi, meskipun sudah disampaikan keberatan permintaan informasi," ujar Maulana dalam seminar bertajuk "Launching Hasil Kerja Lapangan Uji Akses Permintaan Informasi" di Hotel Harris, Jakarta, Senin (1/8/2011).

Lebih lanjut, Maulana mengatakan, karena tidak mendapatkan respons, pihaknya mengajukan penyelesaian sengketa informasi tersebut ke Komisi Informasi Pusat (KIP) dengan termohon parpol yang tidak merespons permintaan. Namun, dari lima mediasi dengan parpol yang telah dilaksanakan, hanya satu parpol yang hadir pada mediasi pertama dan bersedia memberikan informasi, yakni Partai Keadilan Bangsa (PKB).

"Sementara empat parpol lainnya kembali tidak hadir pada undangan pertama yang disampaikan oleh KPI. Sehingga diputuskan untuk melaksanakan mediasi kedua, seperti diatur dalam peraturan KPI No 2 Tahun 2010 tentang penyelesaian sengketa informasi publik," jelasnya. Pada mediasi kedua, dua parpol yang hadir yakni Golkar dan PDI Perjuangan.

Maulana mengatakan, kedua partai tersebut akhirnya bersepakat untuk menyampaikan informasi yang diminta setelah selesai diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Satu parpol yakni Partai Amanat Nasional (PAN) juga masih tidak hadir sehingga dilaksanakan mediasi ketiga. Tapi, pada mediasi yang ketiga pun PAN masih tidak hadir. Sehingga akhirnya proses mediasi dengan partai itu gagal, dan akan dilanjutkan ke proses mediasi selanjutnya. Sedangkan Partai Demokrat masih dalam proses mediasi kedua," katanya.

Ia mengatakan, hal tersebut harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Menurutnya, setiap badan publik harus melakukan pelayanan informasi publik dengan cepat tanpa menunggu proses keberatan, ataupun proses mediasi di Kementrian Lembaga (KL), serta tidak membedakan siapa yang meminta informasi.

"Dan, partai politik sebagai badan publik juga harus konsisten melaksanakan Undang-Undang Komisi Informasi Publik (KIP) agar parpol menjadi lembaga publik yang akuntabel dan transparan dalam pengelolaan anggarannya," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Seluruh Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Seluruh Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com