Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teuku Ismuhadi Cs Masih Mendekam di LP

Kompas.com - 17/08/2010, 12:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Meskipun Aceh sudah benar-benar damai selama lima tahun, akan tetapi tiga warga Aceh, hingga kini masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur sebagai narapidana politik eks Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Mereka adalah Teuku Ismuhadi Jafar, Irwan bin Ilyas dan Ibrahim Hasan. Dari surat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida kepada Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, awal Agustus lalu, yang diterima Kompas, Senin (16/8/2010) kemarin, ketiganya sejak ditahan tahun 2000, belum pernah diberi remisi, remisi dan rehabilitasi.

Oleh sebab itu, DPD meminta agar Kementerian Hukum dan HAM memberikan informasi dan penjelasan terkait status dan penahanan ketiga orang tersebut. Patrialis yang ditanya Kompas, sebelum mengikuti acara Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, mengakui bahwa surat sudah diterimanya.

"Saya minta masalah itu dikaji oleh staf saya. Namun, status Teuku Ismuhadi adalah narapidana terorisme dan bukan narapidana politik. Jadi, ada perlakuan berbeda," ujarnya.

Akan tetapi, Patrialis mengakui Teuku Ismuhadi, yang dituding bertanggung jawab dalam kasus ledakan di Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2000 lalu, mempunyai peluang untuk dibebaskan, asalkan ia mau mengajukan grasi.

Ditanya, apakah Ismuhadi Cs tidak mendapat perlakuan yang sama dengan ratusan narapidana politik lainnya asal Aceh yang ditahan sesaat setelah MoU Perdamaian antara pemerintah RI dan GAM ditandatangani oleh Juru Runding Pemerintah RI Hamid Awaluddin dan Juru Runding GAM Malik Mahmud, Patrialis mengaku memang benar.

Sebab, ketiganya berstatus sebagai narapidana terorisme. Adapun Ismuhadi sendiri mengatakan kepada Kompas, dalam MoU Perdamaian Pemerintah RI dan Aceh tidak dibedakan latar belakang dan status warga Aceh karena disebutkan siapapun harus dibebaskan sebagai konsenkuensi perdamaian.

"Saya khawatir kalau kami bertiga belum dibebaskan, rasa kebencian bisa muncul lagi dan bisa mengganggu perdamaian Aceh. Karena tidak ada alasan terus menahan saya," tandas Ismuhadi, yang sejak ditahan belum pernah merasakan remisi dan keluar LP Cipinang sekaliun untuk menghadiri pemakaman orang tuanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com