Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Tak Langsung Hasilkan Pemimpin "Juru Bicara"

Kompas.com - 29/01/2008, 01:11 WIB

JAKARTA, SELASA-Pakar dan pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Cornelis Lay menyatakan, usulan pelaksanaan pilkada secara tidak langsung hanya akan menghasilkan kepala daerah lebih lemah.

"Ini pun bisa bermacam-macam hasilnya. Mulai dari sekadar juru bicara daerah yang menjalankan fungsi seremonial saja, di mana keputusan politik berada di parlemen, hingga kepala daerah yang cukup kuat, yakni ada fungsi seremonial plus kewenangan-kewenangan tertentu namun tetap dibatasi dengan posisi parlemen semakin kuat," kata Cornelis Lay di Jakarta, Seniin (28/1).

Meski begitu, Cornelis Lay menyatakan, usulan PBNU tentang penghapusan pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung amat menarik untuk diperiksa lebih lanjut, karena beberapa hal berdasarkan kondisi obyektif di lapangan, kini serta ke depan.

"Pertama, densitas pemilihannya  sangat padat sekarang memang punya implikasi yang luas. Mulai dari pembiayaan deokrasi yang semakin mahal, hingga pada potensi polarisasi masyarakat," katanya.

Kedua, lanjut Cornelis Lay, secara prinsip, sesungguhnya demokrasi itu tidak identik dengan Pilkada langsung. "Baik pilihan langsung atau lewat parlemen adalah praktik normal dalam tradisi demokrasi. Namun, perbedaan metode pemilihan tidak berimplikasi pada demokrasi, tetapi pada status politik kepada daerah," ujarnya lagi.

Bagi Cornelis Lay, pemilihan langsung wajarnya menghasilkan kepala daerah yang kuat, dengan kewenangan lebih luas, sementara pemilihan tidak langsung, sebagaimana ditegaskan sebelumnya, cenderung hanya akan menghasilkan kepala daerah lebih lemah.

"Hasilnya sebagaimana saya katakan tadi, bermacam-macam. Mulai dari sekadar juru bicara daerah yang menjalankan fungsi seremonial saja, di mana keputusan politik berada di parlemen, hingga kepala daerah dengan posisi cukup kuat, di mana fungsi seremonial juga diikuti oleh kewenangan tertentu," urainya.

"Tegas saja. Saya tidak setuju dengan ide untuk mengembalikan lagi pilkada melalui pemilihan di tangan DPRD sepenuhnya. Ada lebih baik jika membuka kemungkinan bagi daerah untuk bisa memilih metode mana yang paling sesuai dengan daerah dan perkembangan masyarakatnya," usulnya.(ANT/ROY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com