Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Guru Kebhinekaan Angkatan Kedua Dibuka

Kompas.com - 20/05/2017, 22:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Cahaya Guru kembali menyelenggarakan Sekolah Guru Kebhinekaan (SGK_ untuk angkatan kedua tahun ini. Kali ini, SGK diikuti oleh 35 guru dari berbagai daerah diantaranya Jabodetabek, Pandeglang, dan Cirebon.

Peserta SGK akan mengikuti 15 kali pertemuan selama enam bulan, mulai dari pukul 08.00 wib, sampai 15.00 wib. SGK angkatan kedua dibuka pada hari ini Sabtu (20/5/2017), sekaligus menandai diadakannya pertemuan perdana.

Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo Sitepu mengatakan, para peserta yang mengikuti SGK ini lolos dari proses seleksi administrasi dan wawancara. Dari 100 orang pendaftar, sebanyak 50 orang lolos administrasi dan diwajibkan untuk membuat tulisan.

"Dari 50 orang itu, kami wawancarai dan kami pilih 35 orang. Ke-35 orang inilah yang bisa dengan jelas memperlihatkan apa yang terjadi di lingkungan dan bagaimana mereka bisa berperan," kata Henny kepada Kompas.com, di sela-sela acara pembukaan.

Menurut Henny, ke-35 peserta SGK angkatan kedua ini memiliki kesadaran bahwa ada masalah dalam dunia pendidikan yang bisa diatasi bersama.

(Baca: Jokowi: Indonesia Jadi Rujukan Kelola Keberagaman)

"Mayoritas masalah yang mereka hadapi biasanya adalah sekat-sekat. Keluhan mengenai sekat-sekat yang tebal antara stu kelompok dengan yang lain. Ketika mencoba menerobos sekat itu, justru mereka mengalami hambatan," imbuh Henny.

Adapun tujuan dari SGK ini adalah untuk mempersiapkan dan mendampingi para guru untuk menjadi rujukan kebhinekaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

"Mengapa tiga itu? Karena kami merasa kalau kita bicara kebangsaan, maka tidak bisa dilepaskan dari kebhinekaan. Dan keduanya itu intinya adalah kemanusiaan. Jadi, ketiga hal ini punya kaitan yang besar dan erat," ucap Henny.

Salah seorang guru yang mengikuti program ini adalah Try Lestari, salah satu guru di SMP Jayakarta, Jakarta Utara. Motivasi Try mengikuti program ini tak lain untuk menambah wawasan kebangsaan dan menerapkannya ke anak-anak didik.

"Agar mereka menghargai suku, agama yang lain. Mereka tahu Indonesia itu beragam suku, bangsa," ucap Try.

Peserta lain, Sartaman, adalah seorang guru SMA PGRI Pandeglang. Sartaman berharap, dengan mengikuti SGK ini maka ia dan rekan-rekan sesama gurunya bisa masuk ke semua lini masyarakat.

Pada angkatan kedua ini, SGK mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Salah satu dukungan konkretnya yaitu progam SGK kali ini bisa diselenggarakan dengan menempati ruang perpustakaan Gedung A Kemendikbud. Sebelumnya, program ini dijalankan di LBH.

Kompas TV Presiden Joko Widodo sempat menyinggung permasalahan SARA dalam peringatan Konferensi Asia Afrika 2017 di Istana Negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com