Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Buka Posko untuk Pantau Dinamika di Daerah

Kompas.com - 16/05/2017, 21:58 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membuka posko pengaduan untuk mencermati dinamika di daerah pasca-putusan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berbuntut aksi protes massa.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan posko tersebut dibuka 24 jam. Posko akan memantau dan menerima pengaduan berbagai masalah yang timbul di daerah.

Untuk sementara posko tersebut akan dibuka selama satu bulan. Lokasinya, di gedung a lantai 3 Kompleks Kementerian Dalam Negeri.

(Baca: Tokoh Lintas Agama Dukung TNI-Polri Tindak Tegas Pemecah Persatuan)

 

"Mulai malam ini ada posko 24 jam. Kami mengundang daerah untuk melaporkan terus setiap gelagat perkembangan yang ada. Termasuk Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), kelompok radikal yang lain dan isu lain di daerah," kata Tjahjo di Jakarta, Selasa (16/5/2017).

Ia juga mengatakan sudah mengirim radiogram ke seluruh kepala daerah, baik gubernur, bupati/wali kota untuk membuat posko yang sama.

"Kalau ada sesuatu segera dirapatkan dengan forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), segera dipertemukan dengan tokoh adat, agama, masyarakat. Sehingga suara yang keluar pemerintah daerah itu satu," ungkap Tjahjo.

(Baca: Dukung Presiden Ciptakan Persatuan Bangsa, Ini Langkah Kongkret MUI)

Diketahui, usai putusan Ahok tersebut, aksi damai massa dengan "menyalakan lilin" dan juga aksi protes di berbagai daerah di Tanah Air terus bergulir.

Bahkan tak hanya di Indonesia, aksi serupa juga merembet sampai ke berbagai negara di belahan dunia lain.

Tujuannya, meminta agar pengadilan membebaskan Ahok lantaran hanya menjadi korban politisasi agama dalam Pilkada DKI Jakarta lalu.

Ahok divonis dua tahun penjara lantaran terbukti menodai agama Islam. Majelis hakim juga memerintahkan Ahok untuk ditahan. Ahok memutuskan banding atas vonis tersebut.  

Kompas TV Tuntut Keadilan, Massa Nyalakan Lilin Untuk Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com