Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempuh Jalur Hukum untuk Bubarkan HTI, Pemerintah Tunjukkan Sikap Jaga Pancasila

Kompas.com - 09/05/2017, 12:08 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rumadi Ahmad mengapresiasi sikap politik pemerintah yang berani mengambil sikap tegas terhadap upaya membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Menurut Rumadi, sikap tersebut menunjukkan posisi pemerintah yang jelas dalam menjaga Pancasila sebagai ideologi negara.

"Saya menghargai sikap politik yang diambil Pemerintah RI, melalui Menko Polhukam Wiranto yang berani mengambil sikap tegas terhadap HTI," ujar Rumdi, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/5/2017).

"Saya menghargai keberanian pemerintah karena sikap ini menunjukkan positioning yang jelas dalam menjaga ideologi negara, Pancasila," lanjut dia.

Rumadi mengatakan, sikap pemerintah tepat dengan meletakkan HTI sebagai gerakan politik.

(Baca: PP Muhammadiyah: Pembubaran HTI Harus Konstitusional)

Oleh karena itu, menurut dia, tidak beralasan jika ada yang menganggap sikap politik pemerintah dianggap sebagai anti-Islam.

"Agama hanya dijadikan sebagai cover gerakan politik yang mereka lakukan," kata Rumadi.

Menurut Rumadi, aspirasi untuk membubarkan HTI yang membawa ideologi khilafah sudah terdengar sejak zaman kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun, saat itu, pemerintah tidak melakukan tindakan apapun.

Rumadi menekankan, upaya pembubaran HTI tidak bisa berhenti hanya dalam sikap politik.

Upaya pemerintah harus diikuti dengan langkah hukum agar pembubaran HTI dilakukan secara bermartabat.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk membubarkan dan melarang kegiatan yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

(Baca: HTI: Kami Tidak Pernah Diberikan Surat Peringatan oleh Pemerintah)

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menuturkan, keputusan tersebut telah melalui satu proses pengkajian yang panjang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com