JAKARTA, KOMPAS.com - Irjen Boy Rafli Amar resmi menjabat sebagai Kapolda Papua. Sejumlah tugas besar menantinya di sana, termasuk pengamanan sengketa Pilkada di Papua dan jelang Pemilihan Gubernur Papua 2018.
Boy mengakui bahwa Papua termasuk wilayah yang rawan konflik.
"Ini tampaknya harus menjadi prioritas yang harus kami tangani dengan sebaik-baiknya," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/4/2017).
Boy mengatakan, untuk menangani konflik selama proses Pilkada, kepolisian akan bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait seperti tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Dengan demikian, setiap permasalahan yang muncul segera diselesaikan secara kekeluargaan.
"Tentunya yang terpenting memilih solusi yang terbaik. Dalam hal ini tentu kita harus juga membangun hubungan baik kedekatan dengan masyarakat," kata Boy.
(Baca juga: Boy Rafli Dianggap Cakap Tangani Papua yang Rawan Konflik)
Mantan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, dengan pengalaman bertugas di Papua 20 tahun lalu, ia meyakini Boy mampu menghadapi situasi di sana dengan baik.
Boy dianggap mampu melanjutkan apa yang sebelumnya telah dirancang Paulus dan jajarannya.
"Mungkin ada keterbatasan, tapi saya yakin beliau akan melengkapi di sana," kata Paulus.
Paulus terbuka untuk memberikan masukan dan pemikiran kepada Boy soal apa yang harus dilakukan ke depan. Terutama persoalan Pilkada yang diakui Paulus banyak masalah.
Oleh karena itu, Paulus meminta agar Boy membangun sinergi dengan pihak terkait.
"Yang penting membangun sinergitas dan mempertahankan sinergitas antara kita TNI Polri di sana," kata dia.
(Baca juga: Kapolda Papua Konsolidasi Keamanan Pasca-kericuhan Pilkada)