Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Siapkan Personel untuk Amankan Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 12/04/2017, 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes TNI tengah menyiapkan personel dalam mengamankan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang berlangsung pada 19 April 2017.

"Pengamanan pilkada, saya sudah bekerja sama dengan Kapolri antara lain di tempat-tempat TPS nanti ada TNI-Polri. Saya BKO dengan kepolisian nanti kepolisian yang akan menentukan," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (12/4/2017).

Menurut Gatot, pengamanan akan dilakukan personel TNI yang sifatnya Bawah Kendali Operasi (BKO) untuk mengamankan tiap-tiap TPS yang ada.

Menurut Gatot, jumlah personel TNI yang akan menjaga TPS pada Pilkada DKI putaran kedua nanti akan ditambah. Hal tersebut karena jumlah TPS yang ada juga mengalami penambahan 11 TPS. Dari jumlah sebelumnya 13.023 TPS menjadi 13.034 TPS.

"Tentu (ada peningkatan) TPS aja ada berapa sekarang. Tapi satu TPS itu minimal ada satu orang," ujar Gatot

Mengenai bagaimana mekanisme pengamanan nanti, Gatot tidak dapat menjelaskan secara rinci karena hal tersebut masih akan dibahas dengan Kapolri dalam apel gabungan yang akan dilakukan menjelang pilkada.

"Berapa jauh jaraknya dan tentu nanti kita adakan apel oleh Kapolri, kemudian nanti oleh Polres Polres, kemudian masuk jadi sasaran," ujarnya

Selain pengamanan di TPS, Gatot juga mengaku siap jika TNI diminta untuk menjaga wilayah-wilayah lainnya yang dianggap rawan.

(Syaiful Hakim/ant)

Kompas TV Salam Damai di Pilkada DKI Jakarta Putaran 2 (Bag 2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com