Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afghanistan Usulkan Pertukaran Ulama dengan Indonesia

Kompas.com - 05/04/2017, 20:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo adanya pertukaran ulama antara kedua negara.

Diketahui, Presiden Ahraf melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (5/4/2017) sore.

"Kami mengusulkan adanya pertukaran ulama antara Indonesia dengan Afghanistan," ujar Presiden Ashraf dalam pernyataan pers bersama.

(Baca: RI Bakal Bangun Rumah Sakit Rp 16 Miliar di Afghanistan)

Melalui pertukaran tersebut, Presiden Ashraf berharap agar ulama negaranya berbagi pengalaman keumatan dengan masyarakat Indonesia.

"Untuk saling berbagi dan bekerja sama terkait budaya Islam dan juga melalui dialog dengan ulama Indonesia membuat kita bisa saling memahami lagi," ujar Ashraf.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Presiden Ashraf memuji keberagaman sekaligus persatuan Indonesia.

"Presiden Ashraf Gani memberikan sebuah penghargaan yang luar biasa karena meskipun Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau, 714 etnis dan 1.100 lebih bahasa lokal, tapi masih pada posisi persatuan dan kesatuannya sangat baik," ujar Jokowi.

(Baca: Ada Lima MoU yang Disepakati Indonesia dan Afghanistan)

Sebenarnya, hampir seluruh kepala negara yang datang ke Indonesia juga menyampaikan hal serupa.

"Beberapa negara sangat menghargai kemajemukan negara kita. Tapi bisa menjaga persatuan, tetap pada posisi stabilitas yang baik dan damai," ujar Jokowi.

Kompas TV Puncak Bukit Shahrak Haji Nabi di Kabul, Afghanistan menjadi saksi bisu atas kegigihan sekelompok perempuan muda dalam menekuni seni bela diri asal Tiongkok, Wushu. Sebanyak 20 gadis Afghanistan berusia 14 hingga 20 tahun tergabung dalam sebuah klub Wushu. Pelatih klub ini adalah Sima Azimi. Ia merupakan perempuan pertama di Afghanistan yang berprofesi sebagai pelatih Wushu. Di usianya yang masih sangat belia, yakni 20 tahun, Sima telah menguasai beberapa teknik bela diri dalam Wushu dengan sangat baik. Ia telah menekuni Wushu sejak menjadi pengungsi di Iran tahun 2000. Mulai dari kelenturan otot, keseimbangan tubuh, hingga teknik menggunakan pedang diterapkan Sima selama latihan berlangsung. Meski rezim taliban telah berakhir, dunia hiburan dan olahraga masih dianggap tabu di Afghanistan. Banyak warga yang masih membatasi aktivitas perempuan di luar rumah. Sebagian orangtua bahkan tak memperbolehkan anak-anak perempuan mereka mengenyam pendidikan tinggi. Dengan adanya klub Wushu ini, para remaja perempuan ini berharap bisa memiliki masa depan yang lebih baik dan tidak terperangkap dalam bayang-bayang perang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com