Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siang Ini, Jokowi Terima Presiden Perancis

Kompas.com - 29/03/2017, 07:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo akan menerima Presiden Perancis Francois Hollande di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (29/3/2017) siang ini.

Berdasarkan agenda resmi Presiden Jokowi, Hollande akan tiba di Istana Merdeka pukul 11.00 WIB.

Upacara penyambutan akan dilangsungkan untuk menyambut kedatangan tamu negara.

Setelah itu, Jokowi dan Hollande akan melakukan sesi foto bersama, veranda talk, pertemuan bilateral, penandatanganan nota kesepahaman dan pernyataan pers bersama.

(Baca: Presiden Perancis ke Indonesia, Ini Kerja Sama yang Akan Ditingkatkan)

Pertemuan ditutup dengan jamuan makan siang kenegaraan. Usai menyambut kehadiran Presiden Perancis, Jokowi akan melanjutkan kegiatan seperti biasa.

Pukul 14.30 WIB, Jokowi akan memimpin rapat terbatas mengenai pembangunan desa.

Lalu pukul 15.30 WIB, Jokowi dan kementerian dan lembaga terkait bakal membahas akselerasi peningkatan peringkat ease of doing business (E0DB).

Bersejarah

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan kunjungan Hollande merupakan momen bersejarah.

Sebab ini adalah kunjungan pertama Presiden Perancis setelah 30 tahun.

(Baca: Setelah 30 Tahun, Presiden Perancis Bakal Kunjungi Indonesia)

Dalam kunjungan ini, Hollande bertemu Jokowi untuk membahas sejumlah hal terkait kerja sama bilateral di bidang kemaritiman dan ekonomi kreatif.

Fokus utama yang akan dibahas oleh kedua kepala negara adalah soal infrastruktur dan energi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com