Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PKB Sebut Partainya Siap Diperiksa Terkait E-KTP

Kompas.com - 13/03/2017, 23:44 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding, menegaskan partainya siap diperiksa terkait kasus korupsi proyek pengadaan E-KTP yang diduga melibatkan kadernya, yakni Abdul Malik Haramain.

Abdul Malik Haramain, disebut dalam dakwaan turut menerima uang sebesar 37.000 dollar AS.

"PKB siap untuk diaudit atau dibuktikan di pengadilan untuk kasus E-KTP maupun kasus yang lain," kata Karding saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/3/2017).

Dia mengatakan internal PKB telah memeriksa Malik Haramain untuk mengonfirmasi soal dugaan keterlibatannya.

(Baca: Ini Daftar Mereka yang Disebut Terima Uang Proyek E-KTP)

"Saya kira kami sudah klarifikasi dan beliau menyatakan tidak benar itu kalau disebut menerima. Apalagi partai, enggak ada sama sekali menerima," ujar Karding.

Oleh karena itu, Karding meminta agar semua pihak menghormarti asas praduga tak bersalah dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Soal E-KTP saya kira kan sudah ada jalurnya, silahkan diproses hukum, jadi ikuti proses-proses hukum yang ada dan asas praduga tak bersalah juga harus kita kedepankan," lanjut dia.

(Baca: Jokowi, JK, Novanto, dan elite Parpol Ngobrol soal Kasus E-KTP)

Di dalam sidang perdana kasus e-KTP dengan terdakwa dua pejabat Kementerian Dalam Negeri yakni Irman dan Sugiharto, sejumlah politisi disebut menerima sejumlah dana terkait penganggaran proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun.

Anggara proyek itu digelembungkan sedemikian rupa untuk dibagi-bagikan kepada anggota dewan, pejabat Kemendagri, hingga pengusaha. Total kerugian dalam kasus ini mencapai Rp 2,3 triliun.

Salah satu kader PKB yakni Abdul Malik Haramain disebut kebagian 37.000 dollar AS dalam proyek ini.

Kompas TV Berikut Asal Muasal Bergulirnya Kasus Korupsi E-KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com