Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, JK, Novanto, dan Elite Parpol Ngobrol soal Kasus E-KTP

Kompas.com - 13/03/2017, 17:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para elite partai politik sempat berkumpul dan membahas kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) yang saat ini sudah memasuki masa persidangan.

Pertemuan itu terjadi usai pelantikan 17 duta besar di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/3/2017) siang ini.

Acara pelantikan sebenarnya usai pukul 14.30 WIB. Namun, para elite politik yang menghadiri pelantikan baru keluar dari Istana Negara pukul 15.19 WIB.

(Baca: Disebut Dalam Dakwaan Kasus E-KTP, Golkar Pertimbangkan Langkah Hukum)

Ada Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto, serta Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah.

Mereka kompak keluar berbarengan. Sementara para tamu undangan, menteri dan sebagian dubes yang dilantik sudah keluar dari istana lebih dulu.

Surya Paloh mengaku sempat ada perbincangan dengan Jokowi dan JK usai pelantikan Dubes. Menurut Surya, perbincangan berlangsung dalam suasana santai dan banyak diselingi gurauan.

"Tadi jokes sedikit. Barangkali kalau ada usulan dubes ke depan, mungkin bisa Bang Fahri. Ditanya negara mana, di Vatikan cocok. Gabungkan Vatikan dan Arab Saudi," kata Surya Paloh.

Fahri dan yang lain langsung tertawa mendengar pernyataan Surya itu.

Sementara, Fadli Zon mengatakan, perbincangan juga diikuti oleh Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla.

(Baca: Menurut PDI-P, Tak Perlu Hak Angket E-KTP)

Banyak hal menarik dibahas, tak terkecuali masalah kasus korupsi E-KTP yang menyeret nama sejumlah politisi, termasuk Setya Novanto.

"Termasuk juga E-KTP disinggung informasinya dari mana dan sebagainya. Lalu soal Freeport dan lain-lain. Ya ini lah, sharing aja. Kan besok rencananya ada rapat, diundang semua pimpinan lembaga tinggi negara," ucap Fadli.

Politisi Golkar yang dilantik sebagai Duta Besar Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengaku sempat menyaksikan dari jauh perbincangan itu.

(Baca: Soal Nama-nama di Kasus E-KTP, KPK Tegaskan Informasi Tak Hanya dari Nazaruddin)

Tantowi mengaku senang, Jokowi-JK, pimpinan DPR dan pimpinan Parpol bisa memanfaatkan berbagai kesempatan untuk berbincang dan bertukar pikiran.

"Tapi sekarang saya tidak diajak lagi karena sekarang sudah beda statusnya," seloroh Tantowi.

Kompas TV Presiden Joko Widodo geram soal korupsi mega proyek E-KTP yang membuat pelayanan kepada warga jadi terhambat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com