Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GNPF Pastikan Tak Ada Agenda Politik dalam Aksi 11 Februari

Kompas.com - 10/02/2017, 15:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir, memastikan bahwa aksi 11 Februari 2017 besok hanya diisi dengan kegiatan keagamaan. Ia menepis kecurigaan sejumlah pihak bahwa aksi ini disusupi agenda politik.

"Saya, Bachtiar Nasir tidak akan masuk dalam Pilkada DKI Jakarta, tidak dalam posisi berkampanye," ujar Bachtiar di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (10/2/2017).

GNPF MUI merupakan pihak penyelenggara aksi bela Islam, termasuk dua aksi sebelumnya pada 4 November dan 2 Desember 2016. Bachtiar mengatakan, GNPF MUI dan ormas Islam lainnya telah sepakat dengan kepolisian untuk memusatkan kegiatan di Masjid Istiqlal.

Aksi akan diisi dengan kegiatan ibadah seperti shalat berjamaah, mengaji, mengkhatamkan Qur'an, tausiah, dan dzikir. Mereka juga menggelar doa bersama agar Pilkada serentak pada 15 Februari mendatang berlangsung lancar.

(Baca: Aksi 11 Februari Diubah Jadi Zikir dan Tausiah di Masjid Istiqlal)

"Soal agenda 112, Insya Allah komitmen kami damai, tertib, mendukung suksesnya pilkada DKI Jakarta yang aman," kata Bachtiar.

Bachtiar mengingatkan masyatakat, khususnya warga DKI Jakarta, untuk menggunakan hak pilihnya dengan jujur sesuai pilihan hati. Jangan sampai kontestasi politik ini dinodai dengan konflik dan perseteruan, meski hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sebelumnya, Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengimbau keras panitia dan massa aksi tidak menyusupi janji kegiatan ibadahnya dengan kepentingan politik. Sebab, Tito mencium aroma politik dalam rencana aksi tersebut.

"Masih cukup kental aroma politik dari masalah ini, kita melihat bahwa masalah keagamaan sebaiknya tidak dikaitkan dengan masalah politik," kata Tito.

(Baca: SBY: Kalau Ada Kebencian Satu Sama Lain, Kita Semua Menangis)

Aroma politik itu diakui Tito terlihat dari pernyataan sejumlah pemuka agama, selebaran, dan media sosial. Isi kegiatan yang dimaksud berhubungan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Bahkan ada mau baiat segala ya, nah kalau seandainya untuk ibadah saja, mengingatkan katakanlah Al Maidah, fine-fine saja, tetapi kalau nanti sampai menohok, provokatif, kemudian mejelekkan orang lain sehingga jadi kampanye hitam, menurut saya kurang etis," kata Tito.

Adapun aksi 112 yang tadinya berupa jalan kaki dan orasi dari Monas ke Bundaran HI akhirnya disepakati menjadi kegiatan ibadah di Masjid Istiqlal. Jika massa aksi melanggar kesepakatan, maka polisi mengancam akan membubarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com