Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa, Uang, dan Penumpang Gelap

Kompas.com - 12/01/2017, 05:35 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi terus menangkap sejumlah kepala daerah karena berbagai tindak pidana korupsi yang mereka lakukan, dari ijon proyek hingga jual beli jabatan.

Salah satu kesamaannya adalah mereka menjadi bagian dari dinasti politik di wilayah masing-masing.

Di pengadilan tindak pidana korupsi, dakwaan terhadap mereka terbukti. Vonis bersalah pun dijatuhkan, mulai dari hukuman penjara, membayar ganti rugi atas uang yang mereka korupsi, hingga pidana tambahan, dilarang memegang jabatan publik selama periode waktu tertentu.

Namun, dinasti politik di daerah terus berdiri. Padahal, beberapa kepala daerah yang ditangkap KPK karena menerima suap memang menjadi bagian dari dinasti politik yang berkuasa di daerahnya.

Sebut saja mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron, mantan Gubernur Banten Atut Chosiyah, Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian, Wali Kota Cimahi Atty Suharti Tochija dan suaminya yang juga mantan Wali Kota Cimahi Itoch Tochija, serta yang paling gres Bupati Klaten Sri Hartini.

Mereka adalah bagian dari dinasti politik di wilayahnya dan kemudian tersandung korupsi.

Dalam catatan mantan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan, pada 2013 tercatat 61 kepala dan wakil kepala daerah di Indonesia terindikasi memiliki jaringan politik kekerabatan.

Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono, Kamis (5/1), pun menyebutkan, 58 calon kepala dan wakil kepala daerah peserta pilkada di 101 daerah tahun 2017 ini juga bagian dari dinasti politik.

Peneliti politik ICW, Ade Irawan, menengarai beberapa kesamaan dalam dinasti politik yang terbentuk di Indonesia.

Biasanya ada orang kuat yang mengendalikan anggota keluarga tertentu ke jabatan mana, mengatur proyek, dan penempatan birokrasi.

"Semacam shadow government atau informal government. Dia punya jaringan, uang, dan bisa mengendalikan semuanya," tutur Ade.

Ketika berkuasa, tentu saja seseorang akan memperluas kekuasaan, baik di wilayahnya maupun di lembaga-lembaga lain.

Menurut Ade, hanya satu motif pembentukan dan perluasan dinasti. Menjamin akses terhadap sumber daya ekonomi!

Namun, menurut Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, tak semua politisi yang berasal dari dinasti politik korup. Tentu pendapat Mendagri tak salah.

Namun, pernyataan Lord Acton yang sangat terkenal, power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely, belum terbantah.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com