Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diminta Tak Lengah terhadap Potensi Serangan Sel-sel ISIS

Kompas.com - 02/01/2017, 08:24 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pascaperayaan Natal dan Tahun Baru 2017 yang aman, pemerintah dan masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi serangan sel-sel Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan, kewaspadaan bahkan harus terus ditingkatkan. Itu karena para pentolan ISIS yang mengendalikan sel di Indonesia sangat marah atas rangkaian kegagalan mereka melakukan aksi sepanjang Desember 2016.

"Pemerintah, Polri dan TNI serta semua elemen masyarakat tidak boleh lengah, karena ISIS dan sel-selnya di dalam negeri masih terus mencari peluang melancarkan serangan," kata Bambang melalui keterangan tertulis, Senin (2/1/2016).

(Baca: Kapolda Jabar: Purwakarta Titik Rawan Baru Terorisme)

Pergantian tahun yang meriah dan aman di semua kota besar di Indonesia, kata Bambang, menandakan kegagalan sel-sel ISIS di Tanah Air dalam melancarkan teror di sepanjang Desember 2016.

Hal itu juga merupakan hasil kerja keras Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Politisi Partai Golkar itu menuturkan, pasca kekalahan di Aleppo, Suriah, para pentolan ISIS yang marah semakin intensif memerintahkan para simpatisannya melakukan serangan.

Itu tampak dari beberapa serangan teror di sejumlah negara. Misalnya di Turki, yang setidaknya tiga kali diguncang serangan ISIS. Paling menghebohkan adalah pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, beberapa waktu lalu.

Begitu pula pada Indonesia, para pentolan ISIS diduga marah dan mencoba melampiaskannya kepada Polri.

(Baca: Kepala BNPT Sebut Terorisme Rentan Serang Anak, Terutama di Medsos)

"Saat ini, kemarahan terhadap Polri itu diyakini telah memuncak karena Densus 88 Anti-Teror secara beruntun berhasil menggagalkan rencana serangan oleh sel-sel ISIS di Indonesia. Sel-sel ISIS itu diperintahkan untuk menyerang sejumlah obyek vital," kata Bambang.

Kemarahan tersebut perlu diwaspadai, meski momentum pergantian tahun telah usai. "Kelengahan kita akan dimanfaatkan oleh sel-sel ISIS untuk melancarkan teror," kata dia.

Kompas TV 2016, Kepolisian Ungkap 170 Kasus Terorisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com