NUSA DUA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Polri benar-benar mengawasi aktivitas dunia maya yang sangat melekat dengan kehidupan keseharian masyarakat.
Pasalnya, menurut dia, pada era globalisasi ini, internet kerap dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyebarluaskan paham radikalisme.
"Perkembangan infomasi dan teknologi serta akses internet telah menjadi bahan propaganda terorisme," ujar Kalla, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin (7/11/2016).
Saat ini, kata Kalla, ada penyebaran idealisme yang keliru dan justru menggencarkan paham radikalisme.
Keterbukaan akses internet yang luas dan tanpa batas dijadikan celah oleh bibit-bibit teroris untuk mempelajari paham tersebut.
Oleh karena itu, menurut dia, perkembangan internet justru mempermudah penyebaran radikalisme.
"Internet banyak disalahgunakan. Mereka belajar membuat bom dan peledak dari sana," kata Kalla.
Tak hanya di Indonesia, lanjut dia, negara mana pun tak ada yang kebal dengan pengaruh terorisme.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antarnegara untuk bersama-sama memerangi paham radikal dan menindak para pelakunya secara hukum.
"Terkait upaya pengungkapan jaringan terorisme, ini hal utama. Kita dapat memainkan peran signifikan dalam pertahanan dunia," kata Kalla.
Meski Indonesia dikenal sebagai negara yang cukup sukses memerangi teroris, Kalla menilai, tanpa bantuan informasi intelijen dari negara lain, hal itu sulit dilakukan.
Dengan demikian, perlu adanya integrasi antarnegara untuk pertukaran data terkait jaringan dan para pelaku terorisme.
"Sekali lagi saya tegaskan, terorisme tantangan besar bagi dunia. Pemerintah Indonesia siap berkontribusi dalam nilai toleransi," kata Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.