JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo tak ada di Istana dan memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menerima pengunjuk rasa, Jumat (4/11/2016).
Presiden meninjau proyek pembangunan infrastruktur kereta api di Bandara Soekarno-Hatta.
Perwakilan pedemo yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum atas dugaan penistaan agama akhirnya diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla.
(Baca: Jokowi Tugaskan Pratikno dan Wiranto Terima Perwakilan Pendemo)
Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dari bandara, Presiden terus berkomunikasi dengan Pratikno.
"Tadi Presiden tiga sampai empat kali berkomunikasi dengan Mensesneg dan Seskab untuk kembali ke Istana," kata Pramono di Istana Negara, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.
(Baca: Jokowi "Blusukan" ke Bandara Soekarno-Hatta)
Namun, karena situasi di jalan yang dianggap tak memungkinkan, Pasukan Pengamanan Presiden menyarankan agar Jokowi jangan dulu kembali ke Istana.
"Jadi itu tak dilakukan," ujar Pramono.
Seperti diketahui, pendemo menolak bertemu Wiranto dan Pratikno. Mereka akhirnya diterima Kalla.
(Baca: Perwakilan Demonstran Tiba di Kantor Wapres, Pertemuan Tertutup)
Usai berdiskusi dengan perwakilan pendemo, Kalla menuturkan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian berjanji menuntaskan kasus Ahok dalam dua pekan. (Baca: JK: Kapolri Janji Selesaikan Kasus Ahok dalam Dua Minggu)