Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Hanura Nilai Pasangan Agus-Sylviana Masih Galau dan Dipaksakan

Kompas.com - 23/09/2016, 15:35 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Hanura, Miryam S Haryani, meyakini pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat bisa menang mudah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Saat ini, baru pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang sudah mendeklarasikan diri sebagai penantang Ahok-Djarot. Pasangan itu diusung empat partai, yaitu Partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB.

Miryam optimistis menang, karena pasangan Ahok-Djarot dinilai sebagai duet yang sudah terbukti bisa bersinergi membangun Jakarta.

Wacana untuk mengusung kembali Ahok-Djarot oleh PDI-P, Hanura, Nasdem dan Golkar pun sudah muncul sejak lama.

Sebaliknya, Miryam memandang pasangan Agus-Sylviana yang diusung Partai Demokrat, PAN, PKB dan PPP muncul atas keterdesakan tak adanya calon yang bisa mengalahkan Ahok-Djarot.

"Pasangan ini kan baru ditetapkan saat injury time. Sebenarnya mereka itu masih galau" kata Miryam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (23/9/2016).

Miryam menegaskan, pasangan Ahok-Djarot akan terus jalan dengan siapa pun pesaingnya. Saat ini, tim Ahok-Djarot masih menunggu calon yang akan diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Kedua partai berencana mengumumkan calonnya hari ini.

"Saya rasa kita hormati bersama, kita uji bersama. Kami sampaikan kepada rakyat tiga kandidat ini silakan memaparkan program tidak bawa isu SARA dan lainnya," kata Miryam.

"Nanti rakyat Jakarta akan memilih yang mempunyai rekam jejak, elektabilitas dan sudah mempunyai kinerja yang sudah mumpuni di DKI ini," ujarnya.

Kompas TV Maju DKI 1, Agus Yudhoyono Akhiri Karir Militer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com